SuaraJogja.id - Merebaknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Gunungkidul membuat Kabupaten Bantul siaga. Dengan lokasi berbatasan langsung dengan Gunungkidul, terutama di wilayah Kapanewon Purwosari yang baru-baru ini melaporkan kasus sapi mati akibat PMK, Bantul mengambil langkah cepat untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bantul, Joko Waluyo, mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan antisipasi sejak dua pekan terakhir, setelah kabar PMK merebak di Gunungkidul.
"Kami sudah mulai antisipasi sejak dua minggu lalu dengan memperketat pengawasan lalu lintas ternak, terutama dari wilayah Gunungkidul," ujar Joko, Senin (30/12/2024).
Salah satunya adalah dengan pengawasan ketat dilakukan di pasar-pasar hewan di Bantul, khususnya di Pasar Hewan Imogiri. Setiap sapi atau ternak yang masuk dari luar daerah, terutama Gunungkidul, wajib menjalani pemeriksaan kesehatan meskipun telah memiliki Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH).
Baca Juga: Korsleting Listrik Diduga Picu Kebakaran Rumah di Bantul, Satu Orang Nyaris Tewas
"Kami siagakan dua dokter hewan di Pasar Imogiri untuk memastikan hewan-hewan dari luar benar-benar sehat. Meski membawa SKKH, kami tetap periksa secara mendetail," jelasnya.
Selain pengawasan di pasar hewan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian juga memantau kondisi kesehatan ternak di sentra-sentra peternakan yang ada di Bantul untuk mendeteksi dini gejala PMK.
Vaksinasi dan Sosialisasi
Joko menambahkan, dalam waktu dekat, pihaknya akan melaksanakan vaksinasi untuk ternak di Bantul. Program vaksinasi dijadwalkan berlangsung pada 30-31 Desember 2024, setelah mendapatkan bantuan vaksin dari pemerintah pusat melalui Asosiasi Peternak Sapi Indonesia (APSI).
Namun, jumlah vaksin yang tersedia masih terbatas sehingga akan diprioritaskan untuk ternak di sentra-sentra peternakan utama di Bantul.
Baca Juga: Kasus Hewan Ternak di Gunungkidul Mati Diduga Terpapar PMK Melonjak, Peternak Rugi hingga Rp16 Juta
"Dari populasi ternak di Bantul, yakni 69 ribu sapi dan 150 ribu kambing, jelas vaksinnya tidak cukup untuk semua. Jadi, harus ada prioritas," jelas Joko.
Di samping vaksinasi, sosialisasi juga terus digencarkan untuk meningkatkan kesadaran peternak terhadap ancaman PMK. Peternak diminta menjaga kebersihan kandang dan melaporkan segera jika ternaknya menunjukkan gejala PMK seperti demam, luka di mulut, atau kehilangan nafsu makan.
Kontributor : Julianto
Berita Terkait
Terpopuler
- Terpopuler Sepak Bola: 9 Pemain Dicoret, Timnas Indonesia Gak Layak Lolos Piala Dunia 2026
- 9 Mobil Bekas Murah Tahun Muda di Bawah Rp100 Juta, Kabin Nyaman Muat 8 Penumpang
- 7 Pilihan Mobil Bekas Murah di Bawah Rp30 Juta, Barang Lawas Performa Tetap Berkelas
- 7 Rekomendasi HP Murah untuk Anak Sekolah, RAM Besar Punya Spek Mewah
- Telat Gabung Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Rp31,29 Miliar Dicoret Kluivert Lawan China
Pilihan
-
7 Rekomendasi Skincare Terbaik untuk Pria Juni 2025, Harga Mulai Rp 8 Ribuan dan Wajah Makin Cerah!
-
Prediksi Timnas Indonesia vs China: Momen Sempurna untuk Menang, Garuda!
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 128 GB, Terbaik Juni 2025
-
Suporter Garuda Bisa Sulap SUGBK Jadi Kandang Setan di Laga Timnas Indonesia vs China
-
Belanja Frozen Food Hemat Tanpa Ribet, Ini Deretan Promo Alfamart Sampai 15 Juni 2025
Terkini
-
Kasus Dugaan Penganiayaan Santri Ponpes Ora Aji Berujung Damai, Seluruh Laporan Polisi Dicabut
-
Skandal TKA di Kemnaker: Pejabat Terlibat? KPK Geledah Rumah, Sita Mobil Mewah, dan Dokumen Penting
-
Covid-19 Naik Lagi, Ini Kata Dinkes Sleman Soal 'Cita Mas Jajar' dan Vaksinasi
-
Ironi Sastra Indonesia, Karya Dibanggakan, Penulisnya Merana?
-
UGM Bentuk Tim Komite Etik Terkait Sanksi Akademik Christiano Usai Terlibat Kasus Kecelakaan