SuaraJogja.id - Kasus kematian sapi yang diduga akibat terpapar Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Gunungkidul terus meningkat. Hingga saat ini, berdasarkan informasi yang diperoleh ada puluhan ekor sapi mati, dengan 15 di antaranya berasal dari Kalurahan Pampang, Kapanewon Paliyan, dan sisanya tersebar di beberapa kapanewon lainnya. Kondisi ini membuat peternak setempat resah dan berharap adanya ganti rugi dari pemerintah.
Lurah Pampang, Saeful Hamid, membenarkan bahwa sebanyak 15 sapi di wilayahnya mati akibat dugaan PMK, sementara belasan lainnya menunjukkan gejala penyakit serupa. Pihaknya sudah melaporkan peristiwa itu kepada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH). Dan hari Senin (30/12/2024) sudah ada tindak lanjut.
"Hari ini DPKH sudah melakukan vaksinasi ternak yang terpapar PMK," ujar dia, Senin.
Akibat kematian sapi-sapi tersebut para pemilik sapi mengalami kerugian cukup besar. Padahal, sapi-sapi ini merupakan tabungan warga yang digunakan untuk berjaga-jaga jika ada kebutuhan mendadak nantinya.
"Harapannya ada ganti rugi karena sapi-sapi ini merupakan celengan (tabungan) warga. Berapapun besarannya, kami berharap ada bantuan," ujarnya.
Upaya Pemerintah
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, Wibawanti, mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengambil langkah preventif dengan mempercepat pelaksanaan vaksinasi sapi. Sebanyak 375 dosis vaksin telah disiapkan untuk disuntikkan di beberapa wilayah terdampak.
"Saat ini fokus kami adalah pencegahan. Selain vaksinasi, kami juga memberikan desinfektan kepada peternak dan mengimbau untuk meningkatkan kebersihan kandang," jelas Wibawanti.
Ia menambahkan bahwa kendala utama yang dihadapi sebelumnya adalah penolakan peternak terhadap vaksinasi. Namun, dengan adanya lonjakan kasus, dia berharap agar kesadaran warga mulai meningkat.
Baca Juga: Tragis, 2 Warga Gunungkidul Akhiri Hidup dalam Sehari, Total 26 Kasus di 2024
Pentingnya Biosecurity
Wibawanti juga menekankan pentingnya biosecurity untuk mencegah penyebaran penyakit, termasuk praktik mencuci tangan sebelum dan setelah masuk ke kandang. "Jangan gegabah berpindah dari satu kandang ke kandang lain tanpa membersihkan diri. Kami juga meminta peternak menjaga kebersihan kandang setiap hari," tambahnya.
Dinas Peternakan berencana mengajukan bantuan tambahan desinfektan ke Pemerintah Provinsi dan BPBD jika alokasi dari APBD habis. Sementara itu, peternak diminta bekerja sama untuk menjaga kebersihan kandang dan meningkatkan pengawasan terhadap hewan ternak.
Kasus ini diharapkan menjadi pembelajaran penting bagi seluruh pihak, mengingat PMK masih belum sepenuhnya hilang dari Indonesia. Warga dan pemerintah diharapkan bisa bersinergi untuk menekan angka kematian sapi dan mencegah penyebaran lebih lanjut.
Kontributor : Julianto
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Rp80 Jutaan: Dari Si Paling Awet Sampai yang Paling Nyaman
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
Pilihan
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
Terkini
-
Dapatkan AC LG Terbaru di Promo 12.12 Harbolnas 2025
-
UII Siap Gratiskan Kuliah Mahasiswa Korban Bencana Sumatera, 54 Sudah Lapor Terdampak
-
Judol Bikin Nekat! Maling di Sleman Satroni 3 TKP dalam Satu Malam
-
Mau Liburan ke Bangkok? Ini Rekomendasi Maskapai yang Bisa Anda Gunakan!
-
Bersama dengan Penerima Manfaat di Bandung, BRI Jalankan Program Menanam Grow & Green