Percepatan Pengendalian PMK
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul saat ini terus melakukan upaya percepatan dalam pencegahan dan pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak.
Berbagai langkah strategis diterapkan guna meminimalisir penyebaran penyakit serta dampak kerugian yang dialami oleh para peternak di wilayah tersebut.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, Wibawanti, menyampaikan bahwa berdasarkan data bulan Desember 2024, jumlah total hewan ternak yang terjangkit PMK mencapai 415 ekor, dengan angka kematian sebanyak 41 ekor sapi. Petugas DPKH yang ada di setiap Kapanewon terus melakukan pemantauan intensif.
"Kami juga mencatat laporan yang masuk agar penanganan kasus ini cepat teratasi,” ujar Wibawanti, Selasa (7/1/2025).
Adapun sebaran kasus PMK di beberapa kecamatan di Kabupaten Gunungkidul diantaranya Karangmojo 478 kasus ada 6 ekor mati, Ponjong: 260 kasus ada 9 ekor mati, Nglipar 33 kasus. Kemudian Kapanewon Playen 25 kasus dengan 8 ekor mati.
Setelah itu di Ngawen ada 15 kasus ada 1 ekor mati, Semanu ada 12 kasus dengan 1 ekor mati, Girisubo 11 kasus dengan 6 ekor mati, Gedangsari 8 kasus ada 2 ekor mati,Rongkop 8 kasus dan 1 ekor mati, Paliyan 28 kasus di mana ada 16 ekor mati, Patuk 4 kasus di mana ada 1 ekor mati, Purwosari ada 4 kasus dengan 3 ekor mati) Wonosari ada 4 kasus denga 9 ekor mati dan Tepus 3 kasus.
"Data tersebut merupakan hasil pencatatan yang telah dilaksanakan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gunungkidul periode bulan Desember 2024 hingga 5 Januari 2025," tambahnya.
Dia menyebut jumlah ini akan terus diperbarui berdasarkan asesmen yang telah dilakukan di lapangan. Dan sebagai upaya konkret untuk mengatasi PMK, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gunungkidul telah melaksanakan langkah-langkah penanganan.
Baca Juga: Niat Kuras Pertalite ke Jerigen, Mobil Pria di Gunungkidul Malah Ludes Terbakar
Langkah tersebut di antaranya pengobatan pada ternak yang sudah terindikasi PMK. Kemudia desinfeksi kandang dan lingkungan sekitar untuk meminimalisir penyebaran virus. Lalu melakukan penguburan bangkai hewan yang mati akibat PMK sesuai prosedur serta pemeriksaan sampel untuk analisis lebih lanjut.
Berita Terkait
-
Menjelajahi Desa Wisata Nglanggeran: Desa Wisata Terbaik Dunia
-
H-2 Lebaran, Arus Mudik di Bandara Soekarno-Hatta Mulai Menurun
-
WFA Jadi Kunci Sukses Urai Kepadatan Mudik Lebaran 2025? Menko PMK Ungkap Faktanya
-
Dari Mudik Gratis Hingga Diskon Tarif Tol, Ini Cara Pemerintah Pastikan Arus Lalu Lintas Lancar
-
Rapat Paripurna Penutupan Masa Sidang Cuma Dihadiri 248 Anggota DPR RI, Banyak 'Kursi Kosong'
Terpopuler
- Pascal Struijk: Saya Pasti Akan Memilih Belanda
- Bakal Bela Timnas Indonesia, Pascal Struijk: Saya Tak Akan Berubah Pikiran
- 1 Detik Resmi Jadi WNI, Pascal Struijk Langsung Cetak Sejarah untuk Timnas Indonesia di Liga Inggris
- Mobil Bekas Toyota di Bawah Rp100 Juta: Pilihan Terbaik untuk Kantong Hemat
- Sudahlah Lupakan Elkan Baggott, Pemain Berdarah Jakarta Ini Lebih Niat Bela Timnas Indonesia
Pilihan
-
12 Rekomendasi Mobil Bekas di Bawah Rp100 Juta, Kondisi Oke Tak Bebani Cicilan
-
Link Live Streaming Persis Solo vs Persita Tangerang: Adu Kuat di Stadion Manahan!
-
Hari Hancurnya Real Madrid: Kalah di Final, 3 Kartu Merah dan Ancaman Sanksi Berat
-
Tidak Ada Pemutihan Pajak di Jakarta! Gubernur Pramono Anung Ungkap Alasannya
-
Nekat Bawa Miras di Konser Iwan Fals, Puluhan Penonton Diciduk Polisi
Terkini
-
Karantina Yogyakarta Gagalkan Penyelundupan Satwa Langka di Bandara YIA, Begini Kronologinya
-
421 Kuda Andong Malioboro Diperiksa, Apa Saja Temuan Petugas?
-
KUR BRI Capai Rp42 Triliun, 975 Ribu UMKM Telah Memperoleh Bantuan
-
Kamandalu Ashitaba, UMKM Binaan BRI Siap Go Global Lewat BRI UMKM EXPO(RT) 2025
-
Romo Bobby dan Kenangan Bersama Paus Fransiskus: Salju di Musim Panas Dunia