Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Senin, 13 Januari 2025 | 15:36 WIB
Petugas melakukan pemeriksaan hewan ternak di pasar hewan di Kabupaten Gunungkidul, DIY, antisipasi penyebaran PMK. (ANTARA/HO-Instagram dpkh_gunungkidul)

SuaraJogja.id - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mengintensifkan pengawasan lalu lintas dan pemeriksaan hewan ternak di Pasar Hewan Siyonoharjo Playen dan Pasar Munggi Semanu guna mengantisipasi penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di wilayah ini.

Kepala DPKH Gunungkidul Wibawanti Wulandari di Gunungkidul, Senin, mengatakan pengawasan lalu lintas ternak di pasar hewan menjadi kewenangan pihaknya.

"Setiap hari pasaran, petugas DPKH Gunungkidul mengawasi Pasar Hewan Siyono dan Pasar Munggi," kata Wibawanti.

Pengawasan dilakukan di pintu masuk dan kendaraan ternak, guna meminimalisir virus dan mengantisipasi penularan PMK, LSD, dan antraks.

Baca Juga: Makan Bergizi Gratis di Gunungkidul Ditunda, Gerindra Soroti Kesiapan Dapur Sehat

"Selain memberikan pelayanan pengecekan kebuntingan, kami melakukan pengawasan keluar masuk pasar hewan," katanya.

Wibawanti mengatakan DKPH Gunungkidul tidak bisa melakukan pengawasan di pos-pos lalu lintas ternak masuk dan masuk ke Gunungkidul, karena bukan kewenangannya. Di pos lalu lintas ternak di Bedoyo dan Ngawen menjadi kewangan Pemprov DIY.

"Kami hanya bisa minta tolong ke mereka untuk melakukan pengawasan secara intensif," katanya.

Seperti diketahui, data PMK di Gunungkidul dari Dinas Peternakan Kesehatan Hewan yakni sapi yang terjangkit PMK berjumlah 893 ekor dan 68 sapi diantaranya mati.

Untuk itu Wibawanti mengimbau peternak dan penyedia jasa angkut ternak untuk selalu melalukan disinfektan mengantisipasi penyebaran PMK.

Baca Juga: Gerebek Rumah Warga, Polisi Gunungkidul Sita Ribuan Botol Miras

Virus PMK ini mudah menempel, kata dia, mulai dari mobil pengangkut hingga baju, sehingga semua yang terhubung dengan PMK harus didisinfeksi.

Selama ini kesadaran melakukan disinfektan masih rendah. Karena virus ini tidak kelihatan, sehingga masyarakat tidak melakukan cuci tangan dan disinfeksi.

"Ini berjibaku untuk penanganan PMK. PMK dan COVID-19, penularannya hampir sama," katanya.

Load More