SuaraJogja.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman menyiapkan langkah stabilisasi sebagai respons dari harga cabai yang berada di atas ketentuan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Kementerian Pertanian RI. Cuaca ekstrem menjadi faktor utama dalam melonjaknya harga cabai.
Kepala Bidang Hortikultura dan Perkebunan Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman, Immawan Nur Syaifuddin Ahmad menuturkan cuaca ekstrem dan intensitas curah hujan yang tinggi menyebabkan tanaman mati atau mengalami fusarium (penyakit layu pada tanaman).
"Kondisi harga cabai saat ini tinggi di atas ketentuan HPP Kementan, wajar. Karena pasokan cabai di pasar berkurang banyak akibat dari pertanaman cabai dipetani yang rusak atau mati karena hujan dengan intensitas tinggi selama Desember 2024 kemarin," kata Immawan, dalam keterangannya, Kamis (16/1/2025).
Immawan menyebut, kondisi ini terjadi di semua daerah yang menjadi sentra cabai di Jawa. Kendati demikian, ketersediaan cabai di Bumi Sembada per harinya masih mencapai lebih kurang 1-2 ton.
Baca Juga: Waspada Cuaca Ekstrem, Wisata Sleman Siaga Nataru 2024
"Cabai kalo di Sleman panen sepanjang tahun. Bulan Desember 2024 - Januari 2025 cuaca ekstrem, hujan deras dan intensitasnya tinggi, banyak pertanaman yang mati kena busuk batang dan fusarium kerusakan mencapai 70 persen. Sehingga produksi atau panen menurun. Namun kecenderungan harga akan turun di bulan depan, sudah ada panenan di sentra cabai Jawa timur," ungkapnya.
Langkah strategis berupa mitigasi yang dilakukan Pemkab Sleman di antaranya melaksanakan gerakan penanaman cabai di pekarangan. Aksi ini telah digalakkan sejak 30 Oktober 2024 lalu, dan proses pemanenan diperkirakan berlangsung pada awal Februari mendatang.
Selain itu, Pemkab Sleman juga mendorong Kelompok Wanita Tani (KWT) dan masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan sebagai lahan menanam aneka sayuran dan komoditas tertentu dengan harga pasaran yang mengalami kenaikan.
DP3 Sleman pun tak tinggal diam, dukungan terhadap program tersebut terus dilakukan dengan menyalurkan sejumlah bantuan yang bisa diakses oleh masyarakat. Mulai dari bibit atau benih aneka sayuran termasuk benih cabai, polybag, dan pupuk organik.
"Kegiatan ini sudah berjalan beberapa tahun dan untuk saat ini beberapa KWT juga ada yang panen, seperti di KWT Mekar Lestari Kapanewon Gamping," ungkapnya.
Baca Juga: Memasuki Libur Nataru, Sejumlah PO Bus di Gunungkidul Mulai Naikkan Harga Tiket
Berdasarkan data DP3 Sleman per 15 Januari 2025, harga lelang komoditas cabai rawit merah (RM cabai rawit) sebesar Rp62 ribu per kilogram. Kemudian harga ORI cabai rawit mencapai Rp70 ribu per kilogram, dan ORI K cabai rawit sebesar Rp62 ribu per kilogram.
Selanjutnya, harga OER TAVI cabai rawit mencapai Rp63 ribu per kilo. Sedangkan, harga ELX cabai merah keriting Rp48 ribu per kilo.
Immawan menegaskan, harga lelang cabai setiap harinya mengalami perubahan. Namun harga tersebut tidak berlangsung lama, sebab trennya akan mulai menurun.
Adapun dari segi pemasaran, Perkumpulan Petani Holtikultura Puncak Merapi (PPHPM) memasarkan komoditas cabai ke pasar lokal sebesar 30 persen dan 70 persen diserap oleh pedagang lokal.
Berita Terkait
-
Sama-sama Bek Kiri, Perbandingan Harga Pasar Calvin Verdonk vs Mitchel Bakker
-
Mau Investasi Emas? Harga Emas Antam Hari Ini Menggiurkan
-
Taman Ujung Sukasada, Pilihan Tempat Selain Pantai untuk Liburan di Bali
-
Harga Emas Antam Melonjak, Tembus Rp1.564.000/Gram
-
Harga Gas LPG 3 Kg Naik Rp2.000, Rakyat Kecil Makin Menjerit!
Terpopuler
- Kronologi Kasus Raffi Ahmad Digerebek BNN, Dicap Tak Pantas Sandang Utusan Khusus Presiden
- Innova Hilang Bak Ditelan Bumi, Begini Transformasi para Wakil Rakyat Berdinas dengan Gaya Premium
- Sindiran Keras Mahfud MD Soal Gelagat Raffi Ahmad: Pejabat Tak Jujur...
- Kisah Cinta Irfan Bachdim Terhalang Perbedaan Agama, Kini Dikabarkan Jadi Asisten Patrick Kluivert
- Siapa JJ Rizal? Sindir Raffi Ahmad Badut Entertainment Gabung Kekuasaan: Republik Jadi Sirkus Comberan!
Pilihan
-
Oppo Reno 13 Series Resmi Masuk Indonesia, Harga Mulai Rp4 Jutaan dan Ini Spesifikasinya
-
Status Rudy Mas'ud Dipertanyakan Netizen Saat Temani Pj Gubernur Kaltim, Ini Klarifikasi Jubir
-
Shin Tae-yong Mana Lebih Baik: Dipecat PSSI atau Dilempari Telur?
-
Peluang Emas CPNS 2025 di IKN, Gaji Hingga Rp 10 Juta untuk Lulusan SMA/SMK
-
Menilai Kemajuan Pembangunan IKN: Apakah Sesuai dengan Desain Aslinya?
Terkini
-
Gunungkidul Tetap Surplus Beras Meski Panen Padi Turun Akibat El Nino
-
Momen Natal, Wamen BUMN Serahkan Bansos untuk Renovasi GKJ Medari II Sleman
-
Maling 5 Potong Kayu Sono di Gunungkidul, Pria Asal Panggang Terancam 5 Tahun Penjara
-
Dapat Kucuran Dana Keistimewaan Senilai Rp103 Miliar, Pemkab Kulon Progo Alokasikan ke Pariwisata dan Kebudayaan
-
Bantul Dapat 33.000 Dosis Vaksin PMK Ternak dari Pemerintah Pusat, Jumlahnya Masih Jauh dari Kebutuhan