SuaraJogja.id - Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kabupaten Gunungkidul mencatat penurunan produksi padi sepanjang tahun 2024 akibat fenomena El Nino. Total produksi padi tahun ini hanya mencapai 269.814 ton, mengalami penurunan 10 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 300 ribu ton.
Sekretaris DPP Kabupaten Gunungkidul, Raharjo Yuwono mengatakan wilayah penghasil padi terbesar di Gunungkidul meliputi Kapanewon Wonosari dengan total produksi 29.192 ton dari luas lahan 3.659 hektare, disusul Kapanewon Semin dengan 26.162 ton dari 3.889 hektare, Kapanewon Saptosari dengan 26.046 ton dari 6.171 hektare, Kapanewon Ponjong dengan 22.370 ton dari 5.049 hektare.
"Kalau Kapanewon Nglipar dengan 22.072 ton dari 3.603 hektare," tutur dia Kamis (16/1/2025).
Raharjo menjelaskan bahwa fenomena El Nino yang ditandai dengan hujan terlambat dan musim kemarau lebih panjang menjadi penyebab utama turunnya hasil panen padi. Tahun lalu Gunungkidul mampu menghasilkan 300 ribu ton padi, sedangkan tahun ini hanya 269.814 ton.
Baca Juga: Maling 5 Potong Kayu Sono di Gunungkidul, Pria Asal Panggang Terancam 5 Tahun Penjara
Menurutnya, produksi padi tidak optimal karena perubahan iklim. Meski demikian, Raharjo memastikan bahwa kebutuhan beras masyarakat Gunungkidul masih terpenuhi. Jika dikonversi menjadi beras, produksi padi tahun ini tetap surplus dibandingkan kebutuhan beras penduduk Gunungkidul.
DPP Gunungkidul menargetkan produksi padi tahun 2025 kembali mencapai 300 ribu ton, sesuai dengan rata-rata produksi tahunan. Raharjo optimistis target tersebut dapat tercapai jika curah hujan tahun ini mendukung.
"Kami berharap dengan kondisi cuaca yang lebih baik, produksi padi bisa kembali optimal," katanya.
Ia juga mengimbau para petani untuk terus memantau tanaman padi agar terhindar dari ancaman gagal panen. Dia meminta petani untuk mewaspadai serangan hama dan penyakit yang dapat merusak pertumbuhan dan hasil tanaman.
Kontributor : Julianto
Baca Juga: Petugas Koperasi Harian Catut Puluhan Nama Nasabah untuk Kredit Fiktif, Kerugian Mencapai Rp22 Juta
Berita Terkait
-
Warga Curi Kayu Dihukum Bui 5 Tahun, Koruptor Rp300 T Cuma Penjara 3 Tahun
-
Garis Kemiskinan di Jakarta Naik, Beras dan Rokok Penyumbang Besar di Sektor Makanan
-
Jangan Bandel! Pedagang Jual Beras SPHP di Atas HET Siap-siap Kena Sanksi
-
Telkom Perkuat Komitmen Dukung UMKM melalui PaDi UMKM
-
Banyuasin Sumsel Jadi Lumbung Padi Nasional, Sinergi Program Brigade Pangan dan OPLAH
Terpopuler
- Kronologi Kasus Raffi Ahmad Digerebek BNN, Dicap Tak Pantas Sandang Utusan Khusus Presiden
- Innova Hilang Bak Ditelan Bumi, Begini Transformasi para Wakil Rakyat Berdinas dengan Gaya Premium
- Sindiran Keras Mahfud MD Soal Gelagat Raffi Ahmad: Pejabat Tak Jujur...
- Kisah Cinta Irfan Bachdim Terhalang Perbedaan Agama, Kini Dikabarkan Jadi Asisten Patrick Kluivert
- Siapa JJ Rizal? Sindir Raffi Ahmad Badut Entertainment Gabung Kekuasaan: Republik Jadi Sirkus Comberan!
Pilihan
-
Oppo Reno 13 Series Resmi Masuk Indonesia, Harga Mulai Rp4 Jutaan dan Ini Spesifikasinya
-
Status Rudy Mas'ud Dipertanyakan Netizen Saat Temani Pj Gubernur Kaltim, Ini Klarifikasi Jubir
-
Shin Tae-yong Mana Lebih Baik: Dipecat PSSI atau Dilempari Telur?
-
Peluang Emas CPNS 2025 di IKN, Gaji Hingga Rp 10 Juta untuk Lulusan SMA/SMK
-
Menilai Kemajuan Pembangunan IKN: Apakah Sesuai dengan Desain Aslinya?
Terkini
-
Baru 2 Minggu Nikah, Pria Gunungkidul 5 Kali Lecehkan Anak Tiri, Ancam Kepal Tangan
-
Gunungkidul Tetap Surplus Beras Meski Panen Padi Turun Akibat El Nino
-
Momen Natal, Wamen BUMN Serahkan Bansos untuk Renovasi GKJ Medari II Sleman
-
Maling 5 Potong Kayu Sono di Gunungkidul, Pria Asal Panggang Terancam 5 Tahun Penjara
-
Dapat Kucuran Dana Keistimewaan Senilai Rp103 Miliar, Pemkab Kulon Progo Alokasikan ke Pariwisata dan Kebudayaan