SuaraJogja.id - Sebuah unggahan keluhan wisatawan tentang adanya pungutan liar atau pungli di obyek wisata di Gunungkidul menjadi sorotan warganet. Dinas Pariwisata setempat menegaskan jika aksi memungut itu dilakukan oleh pak ogah dan mereka sudah berkali-kali melakukan upaya untuk menghilangkannya.
Unggahan tersebut ditulis oleh pemilik akun @Teguh Suprayogi melalui grup facebook @info.cegatan jogja. Melalui akun tersebut, Teguh Suprayogi menulis ;
"Tarikan "Sukarela" di Pantai Gunungkidul.
Saya suka pantai-pantai di Gunungkidul. Sudah puluhan pantai saya kunjungi. Namun baru kali ini menemukan ada "tarikan sukarela" di jalan menuju Pantai Watunene dan Pantai Seruni.
Baca Juga: RSUD Wonosari Naik Kelas ke Tipe B, Kini Punya Laboratorium Sendiri
Setelah bayar retribusi untuk 3 pantai, lurus ke arah Pok Tunggal, kiri ke arah Seruni dan Watunene. Nah, setelah belok kiri jalan seratusan meter ke arah Seruni dan Watunene, ada bapak-bapak tua bawa kardus bertuliskan sukarela menodongkan ke para pengunjung untuk mengisinya.
Saya jadi ingat para pengemis dan pengamen di Malioboro yang banyak dikeluhkan wisatawan.
Menurut info yang saya dapatkan dari orang-orang situ. Pak Tua ini sudah diingatkan, tapi ngeyel. Keluarga besarnya ikut tidak terima. Masyarakat sekitar seperti tak berdaya menghadapi orang ini. Mungkin butuh orang yang kuat dan berkuasa untuk menangani satu orang ini. Mohon aparat yang berwenang bisa mengatasi agar tidak merembet ke pantai-pantai lain di Gunungkidul.
Persaingan pengelola antar pantai sudah ketat. Jalan menuju ke pantai tersebut sudah butuh perjuangan karena jalannya masih berbatu. Jangan lagi ditambahi tarikan gak jelas meski ngomong sukarela. Kalau benar sukarela, taruh saja kardusnya di kursi. Jangan disodorkan ke wisatawan!"
Kepala Seksi Kepala Seksi Obyek dan Daya Tarik Wisata Dinas Pariwisata Gunungkidul, Aris Sugiyanto ketika dikonfirmasi mengatakan jika aksi itu dilakukan oleh Pak Ogah. Pihaknya sudah berusaha keras untuk menghilangkan aksi-aksi pungli ini dengan menggandeng pihak lain.
Baca Juga: Bocah Pencabulan Trauma Tak Mau Sekolah, Disdikpora DIY Perintahkan Supaya Dipindah
"Kami terus berkoordinasi dengan berbagai pihak," kata dia.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Kasus Pagar Laut PIK 2 Milik Aguan 'Tenggelam', Nusron Wahid Dinilai Alot dan Sekarang Diam
-
Anti Boncos, 7 Wisata Hemat di Tegal Ini Cocok Buat Liburan Bareng Keluarga dan Teman
-
Pantai Ora, Air Lautnya Jernih Cocok untuk Snorkeling di Maluku
-
Pura Batu Bolong, Wisata Religi di Tepian Pantai Senggigi Lombok
-
Gereja Katedral Hanya Khusus Jemaat Saat Misa Paskah, Wisatawan Tak Bisa Masuk
Terpopuler
- Alumni UGM Speak Up, Mudah Bagi Kampus Buktikan Keaslian Ijazah Jokowi: Ada Surat Khusus
- 7 Produk Skincare Pemutih Wajah Recommended Bersertifikat BPOM
- HP Murah Itel A90 Lolos Sertifikasi di Indonesia: Usung RAM 12 GB, Desain Mirip iPhone
- 3 Klub Diprediksi Jadi Labuhan Baru Stefano Cugurra di BRI Liga 1 Musim Depan
- Akal Bulus Demi Raih Piala Asia U-17 2025: Arab Saudi Main dengan '12 Pemain'?
Pilihan
-
Cerita Pria 57 Tahun di Mataram Akhirnya Dapat SK PPPK Tapi Setahun Lagi Pensiun
-
Rafael Struick Ditendang vs Adelaide United, Brisbane Roar Kini Diamuk Netizen Indonesia
-
Tak Hanya Barang Bajakan dan QRIS, AS Juga Protes Soal UU Produk Halal RI
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Lancar Main FF, Terbaik April 2025
-
Polres Sukoharjo Ungkap Kasus Peredaran Narkoba, Dua Residivis Kembali Diamankan
Terkini
-
Rentetan Maut di Kos Jogja Kembali Terjadi! Dosen Jadi Korban, Apa yang Sebenarnya Terjadi?
-
Polisi Selidiki Kematian Pria di Indekost Sleman, Dugaan Penyebabnya Masih Didalami
-
Resmi Berdiri, XLSMART Jadi Kekuatan Baru Masa Depan Digital Indonesia
-
Dosen Asal Semarang Tewas Bersimbah Darah di Kamar Kos Sleman, Ini Kata Polisi
-
Komitmen BRI Holding Mikro Untuk Kesejahteraan Gender, 14,4 Juta Pengusaha Dapat Dukungan