SuaraJogja.id - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memastikan tidak akan aji mumpung dalam momen libur panjang Imlek dan Isra Mi'raj 2025. Hal itu ditegaskan dengan kesepakatan kenaikan harga hotel maksimal 70 persen.
Ketua PHRI DIY Deddy Pranowo Eryono aturan tak tertulis itu sudah disepakati oleh para anggota PHRI DIY sebelum momen libur panjang. Menurut Deddy, tak semua anggota lantas menerapkan tarif kenaikan maksimal.
"Sudah disepakati kita kemarin long weekend ini maksimal 70 persen dari harga publish rate tapi ada kebanyakan hotel tidak menerapkan segitu, tapi 30-50 persen," kata Deddy, Selasa (28/1/2025).
"Ada juga yang 70 persen ada, saya tidak memungkiri ada, tapi itu masih sesuai dengan kesepakatan terutama bintang 4 dan 5," imbuhnya.
Disampaikan Deddy, ada beberapa properti khususnya bintang lima yang menyentuh belasan juta. Tak dipungkiri kamar-kamar tersebut tetap laku pada musim liburan ini.
"Bintang 5 ada yang Rp10 juta yang presiden suit, ada yang 17 juta, kemarin juga habis. Nyatanya laku, nataru kemarin juga laku. Dipakai pejabat-pejabat sama pengusaha-pengusaha besar, banyak artis-artis di sini sekarang," ujarnya.
Deddy menegaskan kesepakatan itu perlu ditaati oleh seluruh anggota PHRI DIY. Terdapat sanksi tegas jika ada yang kedapatan menaikkan harga hotel selama liburan ini.
Sanksi itu mulai dari Surat Peringatan (SP) 1, 2 dan 3 terlebih dulu. Hingga kemudian yang paling parah akan dikeluarkan dari keanggotaan PHRI DIY.
"Iya [bisa ditegur] karena kami sudah sepakat tidak aji mumpung. Kalau mahal itu yang di bintang berapa, saya lihat itu di bintang 4-5 ada yang naik 70 persen tapi jatuhnya hanya Rp700 ribu, ada Rp400 ribu, tinggal dari fasilitas hotel yang ditawarkan," tandasnya.
Baca Juga: Jelang Libur Panjang Imlek, 10 Ribu Penumpang KA Bandara Masuk Yogyakarta Tiap Hari
Berdasarkan data PHRI DIY pada 25-29 Januari 2025 rata-rata okupansi hotel mencapai 98,7 persen. Hal itu berlaku untuk semua hotel di wilayah yang ada termasuk Kulon Progo, Gunungkidul serta Bantul.
Angka itu melambung tinggi jika dibandingkan selama periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) kemarin. Tercatat pada periode kemarin hanya berada di angka 87,23 persen saja.
Berita Terkait
-
Ni Luh Puspa Optimistis Pergerakan Wisata Selama Libur Panjang Bisa Salip Momen Nataru
-
Libur Panjang, Kunjungan Wisatawan di Gunungkidul Melonjak Tiga Kali Lipat
-
Hotel-hotel di Jogja Penuh, Begini Alasan Wisatawan Pilih Liburan Setelah Nataru
-
Sambut Libur Panjang, Polres Bantul Intensifkan Patroli di Kawasan Objek Wisata
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- Baru 2 Bulan Nikah, Clara Shinta Menyerah Pertahankan Rumah Tangga
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
Nermin Haljeta Menggila, PSIM Hancurkan Dewa United di Kandang Sendiri
-
Pemilik Resto Diperiksa, Fakta Baru di Balik Tewasnya Bocah Tertimpa Kentongan di Kulon Progo
-
Setelah 13 Tahun 'Mangkrak': 2 Kereta Kuda Keraton Yogyakarta Kembali 'Miyos'
-
Parkir Belum Siap, Atap masih Bocor, DPRD Sleman Minta Jadwal Boyongan Pedagang Mundur
-
Polisi Usut Insiden Kentongan Maut yang Tewaskan Bocah di Kulon Progo: Siapa yang Bertanggung Jawab?