SuaraJogja.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman mengungkap hasil pemeriksaan laboratorium sampel makanan yang diambil dari lokasi keracunan massal di Krasakan, Lumbungrejo, Tempel, Sleman.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman, Cahya Purnama mengakui memang ada temuan bakteri dalam sampel makanan yang diperiksa tersebut. Kontaminasi dari beberapa bakteri itu yang kemudian diduga menjadi penyebab keracunan massal.
"Hasil pengujian sampel telah dilakukan terhadap seluruh sample makanan dan dari hasil pemeriksaan sampel makanan ditemukan adanya cemaran salmonella sp, Bacillus Cereus dan Escherichia Coli," kata Cahya saat dikonfirmasi, Jumat (14/2/2025).
"Keracunan makanan yang terjadi diduga karena adanya kontaminasi bakteri Salmonella sp, Bacillus Cereus dan E. Coli pada makanan yang disajikan," tambahnya.
Baca Juga: Antisipasi Kasus Keracunan, Dinkes Kota Yogyakarta Turunkan Tim Awasi MBG
Diungkapkan Cahya, tidak hanya siomay yang diduga tercemar bakteri tersebut. Melainkan seluruh sampel makanan yang diperiksa mulai dari bakso, sate, krecek, dan es krim pun ada beberapa yang diduga tercemar dari bakteri itu.
Sebagai informasi bahwa bakteri Salmonella sp adalah bakteri patogen yang dapat menyebabkan infeksi pada saluran pencernaan. Adapun Escherichia Coli (E. coli) ada yang dapat menghasilkan racun dan menyebabkan diare parah.
Sedangkan untuk Bacillus cereus adalah bakteri berbentuk batang dengan spora, bakteri ini dapat menyebabkan penyakit gastrointestinal, misalnya diare dan muntah. Tak main-main, bakteri ini juga dapat menyebabkan infeksi serius pada penderita dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
"Bakteri tersebut sering mengontaminasi makanan dan menyebabkan diare mual muntah sakit perut kadang panas," ungkapnya.
Maka dari itu perlu ada penanganan serius dalam kasus keracunan makanan kemarin.
Baca Juga: Dinkes Minta Seluruh Jasa Katering di DIY Kantongi SLHS
"Jika tidak segera ditangani memang bisa mengakibatkan dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh akibat dari diare dan muntah yang terus menerus," imbuhnya.
Berdasarkan data yang dihimpun Dinkes Sleman hingga saat ini, jumlah penderita ada 170 orang. Dari jumlah itu ada 118 orang menjalani rawat jalan dan 52 rawat inap.
"Sampai saat ini tinggal 6 orang yang masih menjalani rawat inap. Sedangkan yang lain sudah dinyatakan sembuh," sebut dia.
Berita Terkait
-
BRI Liga 1: Sempat Tertinggal, Arema FC Bangkit dan Hajar PSS Sleman 6-2
-
PSIM Yogyakarta Promosi, PSS Sleman Berjuang Keluar dari Zona Merah Liga 1
-
Sekolah Banyu Biru: Belajar Gratis Panen Air Hujan, Stop Beli Galon!
-
Mazola Junior Maklum saat Suporter Minta PSS Sleman Kalahkan Bali United
-
Ariel Tatum Ngaku Punya Germophobia Sampai Takut Jabat Tangan, Ini Artinya
Terpopuler
- Fakta Hubungan Lintang Fajar dan Lolly: Disangka Pengganti Vadel Badjideh, padahal...
- Jordi Amat Bongkar Dugaan Kasus Pencurian Umur: Delapan Pemain..
- Lolly Banjir Air Mata Penuh Haru saat Bertemu Adik-adiknya Lagi: Setiap Tahun Saya Tidak Pernah Tahu...
- Denise Chariesta Resmi Polisikan Doktif, Imbas Difitnah Terima Rp100 Juta Sebagai Bayaran Jadi Buzzer
- Denny Landzaat: Jairo Riedewald akan Bergabung dengan Timnas Indonesia
Pilihan
-
BREAKINGNEWS! Manajer Timnas Indonesia: Kami Pantau Elkan Baggott
-
Heboh Tagar Indonesia Gelap, Luhut: Kau yang Gelap!
-
Perbedaan Temasek, 1MDB, dan Danantara: Peran dan Kontroversi dalam Investasi
-
Harga Emas Antam Melambung Tinggi, Tembus Rp1.691.000/Gram Hari Ini
-
Wanti-wanti Maruarar Sirait ke PIK: Tak Ada Pagar dan Rumah Eksklusif
Terkini
-
Hemat Anggaran, BKD DIY Pilih Pangkas Rapat dan Perjalanan Dinas, Bukan WFA
-
Tak Temui Titik Terang hingga Tudingan Tragedi Pantai Drini Berjalan Lamban, Polres Gunungkidul: Tidak Benar
-
Bayi Baru Mulai MPASI, Ini Jumlah Suapan yang Ideal
-
Bantul Terima Alokasi Vaksin PMK Sebanyak 9.900 Dosis pada Februari
-
Usaha Pemancingan Dongkrak Pemasaran Hasil Produksi Ikan di Sleman