SuaraJogja.id - Peneliti Pusat Kajian Anti Korupsi (Pukat) UGM Zaenur Rohman menyambut baik keputusan banding di Pengadilan Tinggi DKI Jakarta yang memperberat hukuman Harvey Moeis menjadi 20 tahun.
Menurut dia, sudah seharusnya ada hukuman tegas bagi para terdakwa tindak pidana korupsi. Sehingga harapannya dapat menimbulkan efek jera bagi yang lain.
"Jadi saya menyambut baik putusan ini ya dan ini sudah seharusnya putusan-putusan pengadilan tindak pidana korupsi itu seperti ini yang keras, yang tegas, yang bisa menimbulkan efek jera, tidak sekadar pidana penjara tapi juga aset recovery melalui uang pengganti. Kalau denda kan terbatas ya, tapi uang pengganti itu senilai yang dinikmati dari kejahatan," tegas Zaenur saat dikonfirmasi, Jumat (14/2/2025).
Zaenur mengaku cukup terkejut dengan putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta tersebut kepada Harvey Moeis. Mengingat akhirnya ada hukuman yang berat dijatuhkan kepada terdakwa korupsi.
"Ini buat saya surprise ya, sudah lama ini pengadilan tidak menjatuhkan hukuman yang berat terhadap terdakwa tindak pidana korupsi ya, ini menurut saya satu kemajuan gitu ya, lebih seringnya kita mendengar vonis yang ringan atau kadang-kadang di pengadilan tinggi lebih tinggi daripada di PN," ungkapnya.
"Ini 20 tahun ini menurut saya memang sangat layak gitu ya," imbuhnya.
Selain hukuman penjara yang ditambah, Zaenur turut menyoroti putusan terkait uang pengganti yang juga ditambah. Adapun, Harvey wajib membayar uang pengganti Rp420 miliar dan hartanya akan disita dan dilelang jika ia tak memenuhi kewajibannya.
"Nah yang lain yang menarik adalah uang penggantinya, ini dinaikkan dari 200an miliar menjadi 400an miliar. Tentu ini bisa, kalau bisa dilakukan eksekusi oleh jaksa maka ini bisa untuk mengurangi kerugiannya karena ini nantikan akan disetorkan kepada kas negara artinya ini aset recovery ya," ucapnya.
Dia menilai vonis ini menunjukkan komitmen yang kuat dari majelis hakim terhadap tindak perkara korupsi. Sebab memang sudah seharusnya semua pelaku tindak pidana korupsi dihukum keras tergantung peran masing-masing.
Baca Juga: "Serba Tidak Jelas", Pukat UGM Soroti Pernyataan Prabowo Soal Korupsi yang Kontradiktif
Dalam kasus ini, Zaenur bilang Harvey Moeis bukan pemeran utama. Melainkan ada aktor lain yang memiliki pera lebih penting daripada suami Sandra Dewi tersebut.
"Jadi untuk kasus Harvey Moeis ini memang ya dia salah satu pemain penting ya tapi menurut saya dia bukan yang utama karena setahu saya masih ada aktor lain yang lebih punya peran daripada dia," sebutnya.
Awalnya, Harvey hanya dijatuhi hukuman vonis 6 tahun 6 bulan penjara dalam kasus korupsi timah melalui putusan Pengadilan Tipikor Jakarta pada 23 Desember 2024 lalu.
Harvey diketahui terlibat dalam korupsi tata niaga timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk yang merugikan negara hingga Rp300 triliun.
Berita Terkait
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- Baru 2 Bulan Nikah, Clara Shinta Menyerah Pertahankan Rumah Tangga
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
Sempat Dilema, Pemda DIY Gaspol Rencana PSEL untuk Kelola Sampah 1.000 Ton per Hari
-
Kasus Perusakan Polda DIY: Mahasiswa UNY Ditahan, Restorative Justice Jadi Solusi?
-
Rahasia DANA Kaget di Sini, Klik Linknya, Dapatkan Saldo Gratis Sekarang
-
Nermin Haljeta Menggila, PSIM Hancurkan Dewa United di Kandang Sendiri
-
Pemilik Resto Diperiksa, Fakta Baru di Balik Tewasnya Bocah Tertimpa Kentongan di Kulon Progo