Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Minggu, 23 Februari 2025 | 10:30 WIB
Pakar Pembangunan Sosial UGM Yogyakarta, Hempri Suyatna. ANTARA/HO-Dokumen Istimewa UGM).

SuaraJogja.id - Seruan #KaburAjaDulu masih menggema di sejumlah media sosial hingga sekarang. Hal ini muncul dari kesadaran anak-anak muda Indonesia yang merasa kondisi di negaranya semakin meresahkan.

Dosen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan dari Fisipol UGM, Hempri Suyatna menilai fenomena #KaburAjaDulu mencerminkan sikap kritis dan sindiran generasi muda. Terkhusu terhadap situasi sosial politik yang terjadi di tanah air saat ini. 

Situasi di dalam negeri sekarang dianggap kurang menguntungkan. Selain itu negara dianggap tidak terlalu hadir di dalam memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi rakyat.  

“Dalam konteks pengetahuan, misalnya ada kekhawatiran bahwa efisiensi anggaran akan menyebabkan masa depan pendidikan terancam sehingga mendorong generasi muda untuk memilih ke luar negeri baik itu bekerja maupun menempuh studi," kata Hempri, Sabtu (22/1/2025). 

Baca Juga: Etika Tak Dianggap Penting Dalam Putusan MK, Sindiran Pakar Hukum Tata Negara UGM: Hakim Perlu Kuliah

Menurut Hempri, tagar ini bisa dilihat dari dua sisi yakni bisa menjadi peluang jika mereka yang pergi ke luar negeri dapat kembali ke Indonesia serta membagikan pengalaman selama studi. Kemudian mereka juga dapat bekerja di luar negeri guna mendukung pembangunan di tanah air.  

"Saya kira diperlukan ekosistem dan dukungan yang menarik sehingga para diaspora yang di luar negeri dapat kembali ke Indonesia," tandasnya. 

Sementara di sisi lain para genarasi muda yang kabur itu bisa menjadi ancaman jika para diaspora ini tidak kembali ke tanah air. Pasalnya, dia bilang bangsa ini tak dipungkiri masih kekurangan tenaga-tenaga terampil.

Kondisi itu yang kemudian selama ini telah memunculkan ketimpangan ekonomi antar negara maupun lambatnya akselerasi pembangunan di Indonesia.

"Ekosistem inovasi dan riset di Indonesia belum sepenuhnya baik. Baik dari insentif, gaji, dukungan regulasi, hak cipta dan sebagainya," ujarnya.

Baca Juga: Gandeng KDM Cinema Gelar Pemutaran Film Pendek, PilahPilih.id Ajak Pemuda Lebih Peduli dengan Lingkungan di Masa Depan

Hempri mengatakan hal itu dapat menyebabkan banyak ilmuwan muda yang menjadi kurang tertarik untuk mengembangkan karier di dalam negeri. Apalagi dukungan atas hilirisasi inovasi juga masih kurang sehingga banyak karya-karya yang tidak terimplementasikan dengan baik ke masyarakat. 

Ditambahkan Hempri, untuk menghadapi tantangan brain drain ini harus ada dukungan penganggaran dari hilirisasi riset dan inovasi dan pembukaan lapangan kerja yang cukup bagi anak muda di tengah bonus demografi. Di samping adanya kebijakan pemberian insentif dan apresiasi terhadap inovasi-inovasi pada generasi muda. 

“Dukungan atas hilirisasi inovasi baik dalam bentuk pasar maupun pemberian intellectual property,” pungkasnya.

Load More