Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Minggu, 23 Februari 2025 | 16:38 WIB
Komunitas Resan Gunungkidul. (Dok. Suara.com)

SuaraJogja.id - Komunitas Resan Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, melaksanakan aksi tanam pohon di Telaga Jurangjero, Padukuhan Wintaos, Kalurahan Girimulyo dalam rangka melestarikan telaga sebagai sumber air bagi masyarakat di wilayah itu.

Aktivis Komunitas Resan Gunungkidul Edi Padmo di Gunungkidul, Minggu, (23/2) mengatakan Resan Gunungkidul sedang mengembangkan rintisan Wanadesa Girimulyo dan penanaman pohon Mentaos sebagai toponim Padukuhan Wintaos.

"Aksi ini untuk mendukung revitalisasi telaga sebagai sumber mata air bagi masyarakat," kata Edi Padmo.

Ia mengatakan wanadesa adalah sistem kearifan lokal yang menjadi salah satu bentuk budaya tinggalan leluhur. Dalam skala lebih besar, wanadesa biasa disebut sebagai hutan adat atau hutan larangan.

Baca Juga: Resmi Jadi Kepala Daerah Gunungkidul, Endah Subekti-Joko Parwoto Dapat Mobil Dinas Baru Anggarannya Rp1,5 M

Penamaan ini merujuk pada sebuah lokasi alami yang dikeramatkan dan dijaga kelestariannya oleh warga. Bukan tanpa maksud, budaya leluhur sangat memahami peran dan fungsi pohon/hutan sebagai penyangga utama kehidupan mereka.

Yogyakarta sebagai daerah istimewa juga memperhatikan pentingnya keberadaan wanadesa di setiap kalurahan sebagai salah satu bentuk budaya masyarakat yang harus dilestarikan.

"Hal ini terlihat dari beberapa kali Sri Sultan HB X mengeluarkan Keputusan Gubernur terkait Wanadesa," katanya.

Edi Padmo mengatakan Rintisan Wanadesa Girimulyo akan ditandai dengan penanaman pohon Mentaos sebagai salah satu upaya mengembalikan identitas wilayah berdasar asal usul nama (toponim) Padukuhan Wintaos.

Selain itu juga akan ditanam berbagai jenis pohon native species Gunungkidul (keanekaragaman hayati). Harapannya, wanadesa akan kembali hidup, berfungsi secara ekologi dan menjadi wahana edukasi generasi untuk memahami, mengingat dan melestarikan asal muasal peradaban (purwaduksina).

Baca Juga: Jejak Macan Muncul Lagi di Gunungkidul, Warga Resah, BKSDA Turun Tangan

Adapun keanekaragaman hayati rintisan Wanadesa Girimulyo Telaga Jurangjero, mulai dari Pohon Mentaos, Panggang, Klumpit, Asem Jawa, Keben, Joho/Jaha hingga pohon Duwet/jamblang.

"Kami berharap wanadesa ini dapat mengembalikan fungsi telaga seperti sedia kala, yakni mencukupi kebutuhan air bagi masyarakat," katanya.

Sementara itu, Kepala DLH Gunungkidul Harry Sukmono mengatakan DLH melaksanakan revitalisasi telaga supaya dapat menyimpan air, sehingga saat kemarau dapat memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat di sekitar telaga.

Ia mengatakan akar permasalahan kondisi telaga-telaga di Gunungkidul sudah banyak yang rusak sehingga fungsinya jauh berkurang karena aktivitas manusia.

Telaga sejak jaman prasejarah sebenarnya sudah ada dan karena aktivitas manusia, sekarang sumber-sumber air itu tidak ada lebih karena aktivitas manusia itu sendiri.

"Ada beberapa faktor kenapa banyak telaga yang fungsinya sudah rusak," kata dia.

Load More