Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Selasa, 25 Februari 2025 | 11:13 WIB
Pengendara melintas di Plengkung Gading, Kamis (23/1/2025). [Kontributor/Putu Ayu Palupi]

Karena itulah setelah melalui berbagai kajian, rekayasa lalu lintas pun akan dilakukan. Hal ini untuk mencegah deformasi semakin meluas.

"Dengan adanya rekayasa ini, beban lalu lintas di sekitar Plengkung Nirbaya dapat diminimalisasi, sehingga struktur bangunan dapat terjaga dengan baik," jelasnya.

Secara terpisah pakar tata kota UGM, Bakti Setiawan mengungkapkan,  ada indikasi peningkatan beban kegiatan dalam bentuk jumlah kunjungan  dan perubahan fungsi ruang pada Kawasan Keraton Yogyakarta. Sedangkan kapasitas daya tampung ruang pada ini sangat terbatas. 

"Ini penting diperhatikan untuk menjamin keberlanjutan pelestarian cagar budaya di kawasaan Keraton dalam menghadapi dampak tekanan perkembangan kota," ungkapnya. 

Baca Juga: Keraton Yogyakarta Tegaskan Tak Usir Pedagang di Kawasan Plengkung Gading

Bakti menambahkan, kajian lebih rinci sekaligus tindakan tindakan preventif juga perlu segera dilakukan. Dengan demikian peningkatan beban ini tidak semakin menekan nilai nilai pelestarian kawasan. 

"Diperlukan pula satu masterplan untuk secara komprehensif menata dan mengembangkan kawasan Keraton dengan lebih sistematis ke depan, khususnya mengacu pada nilai nilai pelestarian kawasan," tandasnya.

Ahli tata kota UGM lainnya, Ikaputra mengatakan, Plengkung Gading menghadapi tantangan serius terkait kondisi fisiknya. Terdapat potensi kerusakan struktur bangunan dinding Baluwarti di sisi selatan yang berupa retakan, hingga pada area tersebut.

"Kerusakan ini tidak hanya mengancam keindahan arsitektur, tetapi juga keselamatan pengunjung," imbuhnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Baca Juga: Rute Perjalanan Kereta Api Diubah, Perlintasan di Sedayu Ditutup

Load More