SuaraJogja.id - Kebijakan efisiensi anggaran Prabowo Subianto akhirnya terlihat dampaknya di sektor industri kerajinan dan furniture di Indonesia. Bilamana tidak, berbagai pameran furniture dan kerajinan yang digelar UMKM akhirnya tidak mendapatkan sokongan dari sejumlah kementerian.
Sebut saja dalam pameran furniture dan kerajinan tingkat internasional Jogja International Furniture & Craft Fair Indonesia (Jiffina) 2025. Pameran yang rencananya akan digelar 5-8 Maret 2025 di JEC tersebut urung didukung tiga kementerian di bawah pemerintahan Prabowo Subianto.
"Stand-stand kementerian yang biasanya ada, sekarang ditiadakan, dianggap tidak penting pameran-pameran yang [industri furniture dan kerajinan] digelar," papar Wakil Ketua Organizing Committee Jiffina 2025 Endro Wardoyo saat dikonfirmasi di Yogyakarta, Selasa (25/2/2025).
Dicontohkan Ketua Ketua DPD Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (ASPERAPI) DIY ini, di Jiffina 2025, Kementerian Pariwisata (kemenpar), Kementerian Koperasi (kemenkop) dan Kementerian Perindustrian (kemenperin) yang batal ikut serta dalam ajang tahunan yang sudah digelar selama sembilan tahun tersebut. Alasannya akibat efisiensi anggaran, dana yang dimiliki kementerian dialihkan untuk program Makan Bergizi Gratis dan program Danantara.
Baca Juga: Mandala Krida Tak Bisa, Final PSIM vs Bhayangkara Digelar di Manahan, Ini Alasannya
Kemenperin yang awalnya ikut pameran seluas 600 meter persegi akhirnya batal. Kondisi serupa juga terjadi pada pembatalan keikutsertaan Kemenkop dan Kemenpar dalam pameran tersebut.
"Belum lagi propinsi dan kota juga dilakukan pengetatan porsi [anggaran], kalau kemarin [tahun lalu keikutsertaan] 100 persen, sekarang tinggal 60 persen," tandasnya.
Kondisi ini, lanjut Endro akan berdampak besar pada industri furniture dan kerajinan di tingkat daerah. UMKM yang belum mandiri pun otomatis belum bisa ikut pameran karena ketiadaan fasilitas.
"Saya tidak tahu apakah kebijakan [efisiensi anggaran] ini dampaknya sudah dipikirkan atau tidak," ujarnya.
Endro menambahkan, pemerintah yang 'tidak hadir' membuat sektor industri furniture dan kerajinan semakin gigit jari. Sebab ditengah kondisi ekonomi global, perang dagang dan perang Ukraina vs Rusia juga mulai berdampak turunnya pasar ekspor kerajinan dan furniture, khususnya di Eropa dan Amerika.
Baca Juga: Jengah Gelombang Aksi Massa Tak Dihiraukan Elit, Masyarakat Tradisi Jogja Gelar Teatrikal Budaya
Karenanya UMKM dan pelaku industri furniture dan kerajinan pun mencoba mencari peluang pasar baru. Tak bisa mengandalkan, mereka berusaha membidik kalangan swasta dari dalam maupun luar negeri.
Endro optimis, Jiffina sebagai pemegang lisensi pameran internasional di Indonesia mampu mendatangkan buyer dan peserta pameran sesuai target. Hal ini penting untuk menghidupkan perekonomian DIY maupun Indonesia lewat furniture dan kerajinan.
"Kita konsentrasi ke negara-negara middle east (Asia Timur-red) yang tengah berkembang dan Asia," ujarnya.
Sementara, Direktur Jiffina, Yuli Sugianto, meski di tengah kebijakan efisiensi anggaran, Jiffina yang akan diikuti 300 peserta se-Jawa dan Bali diharapkan memberikan dampak positif. Segmen yang disasar akan lebih luas secara internasional.
"Kita targetkan 5.000 buyer dalam pameran nanti," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
-
Rumah BUMN SIG Rembang Lahirkan Ratusan UMKM Naik Kelas dan Serap Ribuan Pekerja
-
Siap-siap! Ojol Akan Berstatus Pelaku UMKM, Bisa Raih Bansos Hingga Beli BBM Subsidi
-
BRI Bawa UMKM Go Global, Intip Strategi Jitu Tembus Pasar Singapura di FHA 2025
-
UMKM Songket Binaan BRI Sukses Tembus Pasar Internasional dan Berdaya Saing Global
-
Dibina BRI, UMKM Songket Ini Sukses Tembus Pasar Internasional
Komentar
Pilihan
-
Rekayasa Lalu Lintas Gunungkidul saat Malam Tahun Baru, Simak Rute Pesta Kembang Api
-
Detik-detik KA Argo Wilis Senggol KA Argo Semeru di Wates, Hampir Tabrakan
-
Dugaan Pemerasan KPK ke Syahrul Yasin Limpo, Kapolri Listyo Sgit Prabowo: Polri Transparan
-
Polda DIY Tetapkan Briptu MK Jadi Tersangka Penembakan Pemuda di Gunungkidul
-
Raga Bergoyang walau Hati Mengerang: Saat Gelombang Dangdut Koplo Menggulung Anak Kota hingga Istana
Terkini
-
Suap Tanah Kas Desa Trihanggo Terungkap, Lurah dan Pengusaha Hiburan Malam Ditahan
-
Tunggu Hasil Mediasi Mangkubumi, Warga RW 01 Lempuyangan Tolak Pengukuran Rumah PT KAI
-
Tak Puas dengan Pembuktian UGM, Massa TPUA Segera Sambangi Jokowi di Solo
-
Parkir ABA bakal Dibongkar, Sultan Pertanyakan Munculnya Pedagang Tapi Jukir Harus Diberdayakan
-
Guru Besar UGM Dipecat Karena Kekerasan Seksual, Kok Masih Digaji? UGM Buka Suara
-
Diminta Tunjukkan Ijazah Asli, Dekan Fakultas Kehutanan UGM: Ada di Pak Jokowi
-
Heboh Ijazah Jokowi, UGM Tegas: Kami Punya Bukti, Skripsi Tersimpan di Perpustakaan
-
Banknotes SAR untuk Living Cost Jemaah Haji 2025 dari BRI: Dukungan Proaktif Layanan Haji
-
UGM Dituding Tak Berani Jujur Soal Ijazah Jokowi, Amien Rais: Ada Tekanan Kekuasaan
-
Drama Ijazah Jokowi Berlanjut, UGM Jadi Sasaran Demo Ratusan Orang
-
Hotel INNSIDE by Melia Yogyakarta Rayakan Anniversary Ke-8 dengan Semangat Baru Bersama GM Baru
-
Punya Jejak Cemerlang, Direktur Utama BRI Hery Gunardi Terpilih Jadi Ketum PERBANAS 20242028
-
Wabup Bantul Ingatkan Jangan jadi Korban, Ini Cara Tepat Selamat dari Ombak di Pantai
-
Hak Korban Tak Dipenuhi, Pemda DIY Desak UGM Laporkan Kasus Kekerasan Seksual ke Polisi
-
Pemkab segera Luncurkan Program Pemberdayaan Difabel, Anggota Dewan Sleman Harapkan Hal Ini