SuaraJogja.id - Seorang penambang batu kapur di Padukuhan Lemahbang, Kalurahan Candirejo, Kapanewon Semin, Gunungkidul, tewas tertimpa batu besar di lahannya sendiri. Korban tewas di lokasi kejadian karena proses evakuasi batu cukup sulit.
Korban yang diketahui bernama Wiyanto (43) mengalami nasib tragis saat menambang secara manual pada Rabu (5/5/2025) sekitar pukul 09.00 WIB. Korban adalah penambang batu manual yang sudah melakukan pekerjaannya puluhan tahun.
Menurut keterangan warga setempat, Sadik, korban sedang menambang batu paras (batu padas) bersama ayah dan mertuanya. Batu yang berhasil ditambang biasanya dikirim ke penggergajian untuk dijual sebagai bahan bangunan.
Korban sudah lama menambang di lahannya sendiri. Setelah batu di bagian atas habis, ia mulai menggali bagian bawah. Saat menggali bagian bawah, lapisan batu paras di atasnya tiba-tiba ambruk dan menimpa tubuhnya.
Baca Juga: Mafia Migas Diduga Merajalela di Pertamina Patra Niaga, Publik Harus Dapat Kompensasi
"Awalnya dia mengambil batu yang bagus, tapi malah batu besar jatuh dan menimpanya,"kata Sadik.
Batu yang menimpa korban diperkirakan memiliki tinggi 2 meter dengan ukuran sekitar 4 meter persegi, membuat korban tidak bisa menghindar. Korbanpun terjepit reruntuhan batu.
Proses evakuasi berlangsung cukup lama karena batu padas yang besar tidak bisa langsung dipukul atau dihancurkan. Batu tersebut harus digeret secara perlahan agar tidak semakin hancur. Warga yang dibantu aparat kepolisian akhirnya berhasil mengangkat batu.
"Proses mengevakuasi jenazah korban dalam waktu sekitar satu jam," tambahnya.
Setelah dievakuasi, jenazah korban langsung dibawa ke rumah duka yang tidak jauh dari lokasi kejadian. Pihak keluarga tidak mengizinkan jenazah dibawa ke rumah sakit untuk divisum
Baca Juga: Ada PHK Massal di PT Sritex, Pemkab Gunungkidul Data Warganya yang Terdampak
Lurah Candirejo, Agus Supriyadi, membenarkan kejadian tersebut, meskipun ia belum mengetahui waktu pasti insiden itu terjadi. Kejadiannya di Rt 05 rw 9 Padukuhan Lemahbang namun korban tinggal di RT 07.
"Kejadian tadi pagi, tapi persisnya saya kurang tahu," ujarnya saat dikonfirmasi.
Pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut mengenai kejadian ini. Insiden ini menjadi pengingat akan bahaya penambangan manual, terutama tanpa peralatan keamanan yang memadai.
Kontributor : Julianto
Berita Terkait
-
Antisipasi Harga Tinggi, Sleman Siapkan 115 Ton Bahan Pokok di Pasar Murah Ramadan
-
Target Wisatawan Luar Daerah bakal Rendah, Ini Strategi Pariwisata Yogyakarta di Era Efisiensi
-
PSS Sleman Tersungkur di Dasar Klasemen Liga 1, Wabup Danang Upayakan Segera Bisa Berlaga di Stadion Maguwoharjo
-
Sejumlah Kelompok Pemuda Terlibat Perang Sarung di Ngemplak Sleman, Polisi Turun Tangan
Terpopuler
- 6 Mobil Bekas untuk Keluarga di Bawah Rp50 Juta: Kabin Luas, Cocok untuk Perjalanan Jauh
- 5 Mobil Eropa Bekas yang Murah dan Tahun Muda, Mulai dari Rp60 Jutaan
- 5 Rekomendasi Mobil SUV Bekas Bermesin Gahar tapi Murah: Harga Rp60 Jutaan Beda Tipis dengan XMAX
- Pemain Keturunan Medan Rp 3,4 Miliar Mirip Elkan Baggott Tiba H-4 Timnas Indonesia vs Jepang
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Anti Hujan Terbaik 2025: Irit, Stylist, Gemas!
Pilihan
-
Eksklusif dari Jepang: Mulai Memerah, Ini Kondisi Osaka Jelang Laga Timnas Indonesia
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan dengan NFC Terbaru Juni 2025
-
Timnas Indonesia Cuma Jadi Samsak Uji Coba, Niat Jepang Hanya Ekspermien Taktik dan Pemain
-
Daftar 10 Merek Mobil Buatan Pabrik Indonesia Terlaris di Luar Negeri, Toyota Masih Juara?
-
Partainya Lebih Dipilih Jokowi, DPW PSI Jateng: Kader Berbunga-bunga
Terkini
-
Sleman Banjir Wisatawan, Mei 2025 Catat Rekor Kunjungan, Ini 3 Destinasi Favoritnya
-
Geger! Penyadapan KPK Tanpa Izin Dewas? Ini Kata Ahli Hukum Pidana
-
UGM Temukan Cacing Hati di Hewan Kurban, Tapi Ada Penurunan Drastis, Apa Penyebabnya?
-
Relokasi Jukir dan Pedagang ke Menara Kopi Terancam Gagal: Izin Keraton Jogja Belum Turun
-
Pabrik Garmen Belum Pulih Pascakebakaran, Pemkab Sleman Kejar Solusi Hindari PHK