Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Jum'at, 21 Maret 2025 | 15:25 WIB
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Yogyakarta, Agus Arif Nugroho. [Suarajogja.id/Hiskia Andika Weadcaksana]

SuaraJogja.id - Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Yogyakarta menyiapkan kantong parkir tambahan selama periode liburan Lebaran 2025 nanti. Dua kantong parkir itu ada di GOR Amongrogo dan kawasan Stadion Mandala Krida.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Yogyakarta, Agus Arif Nugroho menuturkan kantong parkir tambahan itu akan difokuskan terlebih dulu ke Amongraga. Rencananya kantong parkir itu akan mulai beroperasi sejak tanggal 2-7 April 2025. 

"Masyarakat nanti yang ingin menikmati Malioboro dari tanggal 2-7 April 2025 yang ingin wisata ke Malioboro, karena kondisi terbatas maka silakan parkir di GOR Amongrogo maupun Mandala Krida tapi main [utama] parkirnya Amongraga dulu," kata Agus saat ditemui, Jumat (21/3/2025).

Disampaikan Agus, kantong parkir GOR Amongrogo dan Mandala Krida itu akan dibuka mulai pukul 07.00 - 23.00 WIB. Dengan tarif parkir flat sebesar Rp10 ribu.

Baca Juga: Lebaran 2025: Tol Jogja-Solo Dibuka Fungsional, Catat Jam Operasional dan Aturan Penting Ini

"Jadi seandainya GOR Amongrogo, semoga tren positif maka kita akan extend di Mandala Krida. GOR Amongrogo itu 130 sampai 150 SRP [satuan ruang parkir] mobil roda 4, mobil kalau di Mandala Krida bisa sampai 500 SRP mobil," ungkapnya.

Kemudian untuk mempermudah mobilitas masyarakat atau wisatawan dari kedua kantong parkir tambahan itu, Dishub Kota Yogyakarta menyiapkan armada shuttle. Tarif shuttle yang akan mengantar wisatawan sampai ke titik nol itu hanya dibanderol Rp8 ribu saja.

"Jadi semoga masyarakat nanti lebih menikmati perjalanan tanpa harus capek-capek muter-muter di Maliboro. Jalan-jalan di Maliboro santai dari Amongraga naik shuttle. Pemerintah kota menyiapkan fasilitas itu, bahkan shuttle yang digunakan premium, per 10 menit datang," ucapnya.

"Armada kita siapkan enam, kalau memang nanti tren bagus bisa sampai dengan 15 mobil kita siapkan tapi hanya untuk mengantarkan ke nol km. Jadi dari Amongraga langsung ke nol km," imbuhnya.

Pemilihan drop dan pick up zone di kawasan titik nol bukan tanpa alasan. Dia menyebut hal itu sudah berdasarkan survei Dinas Pariwisata terkait ketertarikan masyarakat atau wisatawan. 

Baca Juga: Bus Dilarang Melintas Kota Jogja untuk Cegah Macet saat Lebaran? Begini Penjelasan Wali Kota

"Ternyata berdasarkan survei teman-teman di pariwisata itu interest-nya masyarakat ke Jogja ke nol km. Ada benteng Vredeberg, ada Pasar Beringharjo, dekat dengan Kraton, dekat dengan TM 1 maupun 2. Jadi drop zone pick up-nya di Parkir Senopati sisi barat," tuturnya.

"Untuk shuttle beli tiga dapat empat. Jadi kalau beli tiga, langsung dapat empat. Kalau beli enam, dapat delapan. Kira-kira seperti itu. Ini kebaruan," sambungnya.

Adapun beberapa titik parkir legal yang dimiliki oleh Pemkot Yogyakarta antara lain tempat khusus parkir (TKP) Abu Bakar Ali, Senopati, Ngabean, Sriwedani, dan TKP Limaran. Ada pula TKP Malioboro selatan Pasar Beringharjo, TKP Malioboro Ketandan, dan TKP Beskalan.

"Itu kurang lebih hampir 600 satuan ruang parkir siap. Tambah extend Amongrogo dan Mandala Krida. Kalau cukup ya enggak akan cukup berapapun, tapi harapan kami masyarakat berberbagi, ada yang pakai kendaraan publik, kendaraan pribadi. Kami juga sediakan fasilitasnya," pungkasnya.

Titik Kantong Bus Pariwisata

Sebelumnya, sebagai upaya untuk menjaga kondisi lalu lintas di kawasan wisata saat libur lebaran, Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo tengah merancang skenario dengan mengoptimalkan Terminal Giwangan sebagai titik transit bus pariwisata. 

Hasto menilai, dengan optimalisasi lahan sekitar dua hektare di Terminal Giwangan, bus-bus luar kota dapat berhenti di sana. Sementara pengunjung atau wisatawan yang turun di sana akan diantar menggunakan layanan shuttle menuju kawasan wisata utama. 

"Saya kemarin sudah mempelajari, kalau saya skenariokan, misalkan [Terminal] Giwangan itu saya optimalkan ya, Giwangan kan kita masih punya lahan sekitar 2 hektare ya, bisa kita optimalkan untuk bis-bis luar kota di sana, terus kita bentuk shuttle itu," kata Hasto.

"Ini saya sudah rembukan sekali lah dengan teman-teman di dinas berhubungan, bagaimana kalau diskenariokan seperti itu. Saya pelajari, dan itu bagian prioritas saya," imbuhnya.

Hasto tak menampik bahwa jumlah bus yang melintas ke arah Kota Jogja saat musim liburan akan melonjak drastis. Padahal saat hari biasa pun bus-bus itu sudah tergolong cukup banyak.

"Ya karena kita tahu bahwa bus yang dari arah sini, Jalan Wonosari masuk ke Jogja itu, sehari kalau pas puncak itu 940-an ya, sehari yang lewat dari sini, dari Jalan Wonosari ke sini [Kota Jogja]," ucapnya.

"Kemudian yang dari Jalan Wates itu sekitar 300-an bus gitu. Nah itu kan semua sumbernya kalau dia belok ke sana bisa, artinya ke Giwangan kan tidak terlalu jauh. Jadi sebetulnya sangat mungkin untuk begitu. Saya punya draft untuk rekayasa seperti itu," tambahnya.

Selain skenario Giwangan, Pemkot Yogyakarta juga mempertimbangkan untuk mengoptimalkan kantong-kantong parkir yang ada. Misalnya area parkir di Ngabean yang mana area tersebut masih belum terisi atau relatif lenggang dibanding titik lain.

Load More