Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Sabtu, 29 Maret 2025 | 14:21 WIB
Salah satu tujuan wisatawan di lereng Gunung Merapi, Sleman juga menjadi pilihan masyarakat. Apalagi saat libur lebaran. Tetapi Dinas Pariwisata Sleman sedikit khawatir target wisatawan tak tercapai karena larangan study tour. Padahal momen libur lebaran bisa menampab PAD sleman di sektor wisata. (Twitter)

SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat luncuran puluhan guguran lava dalam sepekan terakhir.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso mengatakan aktivitas tersebut tercatat pada periode 21-27 Maret 2025. Total ada 69 kali luncuran lava ke berbagai arah dengan jarak terjauh 2 kilometer.

"Pada minggu ini guguran lava teramati sebanyak 23 kali ke arah hulu Kali Bebeng sejauh maksimum 1.900 meter, 20 kali ke arah hulu Kali Krasak 2.000 meter dan 26 kali ke arah barat hulu Kali Sat/Putih 2.000 meter," kata Agus, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (29/3/2025).

BPPTKG turut melakukan analisis analisis morfologi dari stasiun kamera Ngepos dan Babadan2. Morfologi kubah barat daya teramati adanya sedikit perubahan akibat aktivitas guguran lava. 

Baca Juga: Terjadi Lagi, Korban Petasan di Sleman Masih Bertambah

Untuk kubah tengah tidak teramati adanya perubahan morfologi yang signifikan. Pihaknya juga melakukan analisis foto udara pada tanggal 11 Maret 2025 kemarin.

"Hasilnya terukur volume kubah barat daya sebesar 3.626.200 meter kubik Sedangkan untuk volume kubah tengah terukur sebesar 2.368.800 meter kubik," ungkapnya.

Sejumlah kegempaan masih tercatat dalam sepekan terakhir, didominasi gempa guguran yang mencapai 904 kali, disusul gempa fase banyak 882 kali, gempa vulkanik dangkal 13 kali dan gempa tektonik 10 kali. 

"Intensitas kegempaan pada minggu ini lebih tinggi dibandingkan minggu lalu," ucapnya.

Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM minggu ini menunjukkan laju pemendekan jarak tunjam rata-rata sebesar 0,3 cm per hari.

Baca Juga: Jual Bubuk Petasan di Medsos, Warga Sleman Dibekuk Polisi Saat Transaksi

"Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya," tandasnya.

Diketahui bahwa status Gunung Merapi pada tingkat Siaga atau Level III itu sudah berlangsung sejak 5 November 2020 lalu. 

Sedangkan gunung api yang berada di perbatasan DIY dan Jawa Tengah itu memasuki fase erupsi sejak tanggal 4 Januari 2021. Saat itu ditandai dengan munculnya kubah lava di tebing puncak sektor barat daya dan di tengah kawah.

Agus menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km. Lalu untuk Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. 

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," pungkasnya.

Objek Wisata TNGM Tutup saat Lebaran

Objek wisata alam (OWA) di Wilayah Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) tutup saat Idul Fitri 2025 hari pertama. Kawasan TNGM itu akan kembali dibuka sehari berselang tepatnya 1 April 2025. 

Keputusan tersebut tertuang dalam Pengumuman No: PG.12/T.36/TU/KSA.3.1/03/2025 tentang Penutupan Objek Wisata Alam (OWA). Kawasan yang ditutup itu antara lain Tlogo Muncar, Kalikuning, Plunyon, Jurang Jero, Deles Indah, dan Kalitalang.

"BTNGM akan menutup semua aktivitas wisata alam di objek wisata alam (OWA) yang berada di Kawasan TNGM yaitu Tlogo Muncar, Kalikuning Park, Plunyon, Jurang Jero, Deles Indah dan Kalitalang pada tanggal 31 Maret 2025, bertepatan dengan 1 Syawal 1446 H," kata Kepala Balai TNGM Muhammad Wahyudi dalam keterangan tertulis yang diterima, Selasa (25/3/2025).

Berdasarkan surat keputusan tersebut, OWA TNGM akan kembali dibuka pada 1 April 2025. Waktu operasional objek wisata itu juga telah ditentukan.

Tlogo Muncar, Kalikuning Park, Plunyon, Jurang Jero, Deles Indah pukul 08.00-16.00 WIB. Sedangkan untuk Kalitalang pukul 06.30-16.00 WIB.

"Terkait tarif masuk OWA di kawasan TNGM pada tanggal 1, 2, 3, 4, 6 dan 7 April 2025 berlaku tiket hari libur, sedangkan tanggal 5 April 2025 berlaku tiket hari biasa," ujarnya.

Merapi Jadi Atraksi Wisata

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Sleman, Ishadi Zayid menuturkan bahwa status Gunung Merapi yang masih Siaga Level 3 dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Tentu saja dengan tetap memperhatikan zona aman saat berkunjung.

"Kalau itu [Merapi] dilihat dari zona yang aman, itu bisa menjadi atraksi wisata. Karena tidak semua orang itu bisa melihat erupsi Merapi secara langsung," ujar Ishadi.

Bagi wisatawan yang tertarik untuk menikmati suasan di lereng Gunung Merapi dapat memantau situasi perkembangan terkini dan arahan dari petugas di lapangan. Pihaknya pun memastikan selalu berkoordinasi dengan BPPTKG, BPBD dan Tim SAR untuk menjaga keamaan saat berwisata.

"Jadi sepanjang itu imbuan BPPTKG, BPBD, tim SAR itu diindahkan, saya rasa erupsi Merapi menjadi salah satu atraksi wisata yang menarik, yang dapat dilihat oleh wisatawan," tuturnya.

"Cuman imbuannya ya kalau kemudian ada instruksi untuk kemudian turun, ya kita taati. Bahkan parkir kita atur kan di Kaliurang itu. Jadi nggak boleh orang parkir itu menghadap Gunung Merapi. Jadi menghadapnya mesti [ke bawah], sehingga ketika ada kejadian kita cepat lari," imbuhnya.

Load More