SuaraJogja.id - Wafatnya Paus Fransiskus tak hanya memberi duka mendalam dari kalangan umat Katolik di seluruh dunia. Namun juga bagi tokoh-tokoh agama lainnya dan masyarakat dunia.
Apalagi sebagai pemimpin umat Katolik sedunia, Paus Fransiskus dikenal karena pesan-pesan perdamaian dan kepedulian terhadap kemanusiaan.
Dicky Sofjan, Dosen Program Doktor Indonesian Consortium for Religious Studies (ICRS) Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (SPs UGM), memberikan sedikit refleksinya terhadap kepergian Paus Fransiskus.
Dicky merupakan salah satu yang pernah bertemu dengan Sri Paus Fransiskus pada pertengahan tahun 2024 lalu.
Pertemuan tersebut terjadi dalam rangka menghadiri konferensi yang diselenggarakan oleh organisasi Focolare, sebuah gerakan sosial keagamaan yang berbasis di bawah naungan Vatikan.
"Satu hal yang paling membekas dari beliau menurut saya adalah kepedulian dan keterbukaannya terhadap komunitas di luar Katolik, khususnya terhadap umat Muslim," kata Dicky, Jumat (25/4/2025).
Menurut Dicky, Sri Paus Fransiskus selalu memiliki keinginan yang tulus untuk membangun jembatan antara komunitas Katolik dan Muslim.
Hal itu terbukti dari kunjungannya ke berbagai negara mayoritas Muslim seperti di Timur Tengah, Afrika Utara, Asia, dan termasuk Indonesia yang ia kunjungi tahun lalu.
Lebih lanjut, ia menyoroti pentingnya Fraternity Document yang ditandatangani oleh Paus Fransiskus dan Grand Syaikh Al-Azhar pada 2019 sebagai tonggak sejarah dalam kerja sama lintas agama.
Baca Juga: Umat Katolik Jogja Berduka, Muhammadiyah Sampaikan Belasungkawa untuk Paus Fransiskus
"Bagi saya ini merupakan lompatan teologis yang besar. Sri Paus Fransiskus juga mengakui bahwa keselamatan tidak hanya eksklusif untuk umat Katolik, tapi juga bisa diraih oleh umat agama lain," ujarnya.
Di samping itu, Dicky turut mengenang intensitas kepedulian seorang pemimpin spiritual yang sesungguhnya dari Sri Paus Fransiskus. Keberpihakan Sri Paus Fransiskus terhadap kaum miskin dan tertindas, termasuk apa yang terjadi dengan masyarakat Palestina sangat membekas di hati.
Paus Fransiskus secara konsisten mengecam agresi Israel dan selalu membela rakyat Palestina.
"Ia bahkan rutin menelepon pemimpin Katolik di Gaza selama perang untuk memastikan kondisi komunitas di sana apakah aman," kenangnya.
Di kesempatan terpisah, Margareta Rosemary, alumnus Prodi Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA UGM) dan mahasiswa Magister Teknik Sistem Energi Terbarukan UGM juga turut menyampaikan rasa dukanya atas kepergian Sri Paus Fransiskus.
Kenangan akan kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia pada September 2024 masih segar dalam ingatan Margareta.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
Terkini
-
3 Pendaki Ilegal Masuk Gunung Merapi, Satu Berhasil Selamat, Dua Masih Dicari
-
Banjir Merenggut Sawah dan Rumah, Mahasiswa Sumatera dan Aceh di Jogja Berjuang Bertahan Hidup
-
3.000 Personel Gabungan Diterjunkan Amankan Nataru, Siagakan 20 Pos Operasi Lilin Progo 2025
-
Lewat Jalan Sehat, BRI Group Himpun Dana Kemanusiaan untuk Pemulihan Sumatra
-
4 Link Saldo DANA Kaget Bisa Bikin Wisata Akhir Tahun Makin Cuan!