SuaraJogja.id - Masa sewa Tempat Khusus Parkir (TKP) Abu Bakar Ali (ABA) akan berakhir pada Senin (28/4/2025) besok.
Ratusan pedagang dan juru parkir (jukir) pun harus mengosongkan lapak mereka karena pembongkaran akan segera dimulai.
Dinas Perhubungan (dishub) DIY pun disebut sudah menyediakan sejumlah titik untuk relokasi jukir maupun pedagang. Dishub mulai membagi juru parkir (jukir) dan pedagang di Taman Parkir ABA pada Jumat (25/4/2025) lalu.
Pedagang rencananya akan direlokasi ke Batikan dan dan sisanya akan diberikan pelatihan di BLKPP DIY. Sedangkan jukir direlokasi ke 30 titik jalan umum.
Namun rencana tersebut masih saja ditolak mentah-mentah jukir dan pedagang. Mereka menuntut relokasi pedagang dan jukir dilakukan di satu lokasi alih-alih terpisah.
"Kita masih menolak [dipindah]. Kalau mau pindah ya pindah semua, harus semua jadi satu," papar Wakil Ketua Paguyuban Keluarga Besar TKP ABA, Agil Suharyanto di Yogyakarta, dikutip Senin (28/4/2025).
Agil mengungkapkan, saat bertemu Dishub, anggota paguyuban TKP ABA meminta agar jukir dan pedagang dipindah di satu lokasi. Apalagi 30 titik parkir yang disediakan tidak bisa menampung seluruh jukir.
Saat ini jumlah jukir di TKP ABA mencapai 95 orang. Karenanya bila hanya disediakan 30 titik parkir baru, maka masih banyak jukir yang tidak terakomodasi pasca pembongkaran TKP ABA.
"Untuk juru parkir tetap ada di 30 titik tepi jalan umum, titiknya belum tahu. Padahal total jukir ada 95 orang," tandasnya.
Baca Juga: Juru Parkir Jogja Siap dengan QRIS, Ini Lokasi Pilot Projectnya
Tak hanya jukir yang menolak, menurut Agil para pedagang juga menolak dipindah ke Pasar Batikan maupun diberikan pelatihan di BLKPP DIY. Meskipun berdasarkan Dishub, pedagang yang mendapatkan pelatihan rencananya akan difasilitasi untuk berjualan di Sunday Morning di Kawasan Kota Baru.
Pedagang menolak rencana tersebut karena khawatir omzet mereka menurun. Sebab segmen pasar pedagang selama ini menyasar pada wisatawan alih-alih warga lokal.
Karenanya meski tenggat waktu sewa tinggal sehari, pedagang dan jukir belum mau dipindah. Namun mereka tidak akan melakukan aksi dalam waktu dekat dan memilih tetap berjualan seperti biasa.
"Pedagang khawatir omzet pedagang di sana menurun," ujarnya.
Sebelumnya Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah (Bapperida) DIY, Ni Made Dwi Panti mengungkapkan pasca dikosongkan, TKP ABA akan dijadikan Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Hal ini untuk mendukung visi low emission atau rendah karbon dalam pengembangan kawasan Sumbu Filosofi.
Pemda DIY sudah merencanakan pengembangan area ABA sejak 2022 lalu. TKP ABA berada di jalur Sumbu Filosofi yang sudah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO.
TKP ABA mulai disewakan kepada pengelola, yakni CV ABA Yogyakarta pada 2022 lalu. Perjanjian sewa diperpanjang setiap tahun.
Pada 2025 ini, perjanjian sewa yang awalnya sampai Maret 2025 diperpanjang hingga 28 April 2025 karena aset itu akan dikembalikan ke Kraton Ngayogyokarto.
Dialog dengan pengelola TKP Abu Bakar Ali juga harus dilakukan karena adanya penambahan jumlah warga yang terdampak.
Saat ini Pemda telah meminta data lengkap mengenai siapa saja yang terlibat dan di mana mereka beraktivitas, guna mendukung proses penataan.
"Alternatifnya sudah kami pikirkan. Misalnya, Taman Lalu Lintas bisa disesuaikan agar bus besar tidak masuk [ke Kota Yogyakarta]. Maka, petugas parkir bisa ditempatkan di sana. Untuk jukir yang ditempatkan di pinggir jalan juga sedang kami hitung. Kami tahu ada yang dikelola, tapi ada juga titik yang kosong. Bisa saja ditempatkan di sana," ujarnya.
Pengelola TKP ABA, Doni Ruliyanto, menjelaskan, total pedagang di TKP ABA sejumlah 230 pedagang. Sedangkan juru parkir dan petugas kebersihan total berjumlah ratusan orang.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
-
Juru Parkir Jogja Siap dengan QRIS, Ini Lokasi Pilot Projectnya
-
ABA Dibongkar, Pemkot Jogja Manfaatkan Lahan Tidur untuk Relokasi Pedagang ke Batikan
-
Parkir ABA bakal Dibongkar, Sultan Pertanyakan Munculnya Pedagang Tapi Jukir Harus Diberdayakan
-
Parkir ABA Jadi Ruang Terbuka Hijau, Malioboro Bakal Lebih Cantik, Tapi Nasib Pedagang?
-
Dipanggil Sultan, Wali Kota Hasto Wardoyo Didesak Segera Atasi Ruwetnya Masalah Kota Jogja
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
Terkini
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik