Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Selasa, 29 April 2025 | 17:56 WIB
Potret kekeringan yang terjadi di salah satu wilayah. (Pixabay)

SuaraJogja.id - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi kemarau tahun ini akan berlangsung lebih singkat untuk beberapa wilayah di Indonesia.

Selain itu kedatangan musim kemarau pun bakal lebih cepat.

Diperkirakan musim kemarau sudah melanda wilayah di Indonesia pada bulan April dan Mei. Sedangkan puncak kemarau terjadi dari Juni hingga Juli.

Pakar Klimatologi dari Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM), Emilya Nurjani, mengatakan ada faktor-faktor yang menyebabkan durasi musim kemarau berbeda.

Baca Juga: AS 'Gertak' Soal QRIS, Dosen UGM: Jangan Sampai Indonesia Jadi "Yes Man"

Salah satunya disebabkan adanya angin musim yang kerap diketahui sebagai muson atau monsoon.

Muson ini yang menjadi penentu musim di Indonesia adalah muson Asia atau Muson Timur dan Muson Barat atau Muson Australia. Disampaikan Emilya, muson Asia menjadi penentu akan datangnya penghujan.

Sedangkan untuk kemunculan muson Australia menjadi penentu masuknya musim kemarau. Kendati demikian, kedatangan masing-masing muson ini di setiap wilayah tidak terjadi dalam waktu bersamaan.

"Kadang-kadang tidak selalu bersamaan. Biasanya jika datang kita bisa mulai menentukan kapan musim itu mulainya musim hujan maupun musim kemarau," ucapnya, dikutip Selasa (29/4/2025).

Selain dari muson, Emilya bilang, fenomena iklim lain bisa mempengaruhi musim di Indonesia. Misalnya el Nino dan la Nina, Indian Ocean Dipole (IOD) siklon tropis, osilasi, dan The Quasi-biennial Oscillation (QBO).

Baca Juga: Guru Besar UGM Terduga Pelaku Kekerasan Seksual Diperiksa Awal Mei, Kampus Bergerak Cepat?

Dia memaparkan untuk tahun ini kemungkinan besar tidak ada pengaruh fenomena-fenomena itu terhadap hujan yang turun di Indonesia.

Load More