Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Minggu, 04 Mei 2025 | 10:56 WIB
Pecatur muda asal Sleman, Shafira Devi Herfesa saat bertanding di kejuaraan catur internasional. (Twitter)

Namun, Erliyansah mengakui tak semua perjalanan mulus. Dalam seleksi kejuaraan dunia di Mongolia kemarin, Shafira sempat tumbang dari pecatur berpangkat Candidate Master. Rasa kecewa itu membuat dia menangis. Ayahnya pun menenangkan.

"Kamu itu, saya bilang ke Shafira, sudah se-level GM dengan MI kalau pertandingan. Ayah yakin kalau Shafira itu sudah bisa," tegasnya.

Setelah tangis reda, Shafira kembali bertanding dan melibat habis lawan-lawannya dan lolos ke Piala Dunia Catur.

Ada pula waktu yang menjadi tantangan terberat. Pendidikan formal, disampaikan Erliyansah sulit beriringan dengan jadwal pertandingan dan latihan. Setelah diterima di SMA favorit, Shafira pun kini memilih homeschool.

Baca Juga: Pejabat Sleman Ikut Uji Emisi: Bukti Serius Tangani Polusi atau Sekadar Pencitraan?

Bukan paksaan orang tua tapi keinginan sendiri. Dia pun bertekad bisa kembali ke sekolah secepatnya tanpa meninggalkan catur sebagai masa depannya.

Ketekunan. Kata yang dipilih sang ayah Erliyansah dalam menggambarkan sosok Shafira.

"Tanpa disuruh. Kalau ada pertandingan dia malam-malam buka laptop untuk latihan. Dia mengamati, dipelajari, dievaluasi," tutur Erliyansah dengan bangga.

Meskipun prestasinya mentereng di usia belia, namun Shafira tetaplah anak-anak yang masih membutuhkan kasih sayang orang tuanya.

Hal itu terbukti dalam beberapa kesempatan ketika pulang dari luar negeri, selalu ada tangis rindu. Pelukan hangat menyertai kedatangannya.

Baca Juga: Viral, Jambret di Sleman Tewas Ditabrak Korban? Polisi Ungkap Fakta Sebenarnya

Namun tak berlarut-larut, setelah peluk itu, Shafira kembali dibawa ke pertandingan atau persiapan pertandingan selanjutnya.

Load More