SuaraJogja.id - Saudah, seorang lansia dari Candirejo, RT 2 RW 14, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman hanya tinggal selangkah lagi menuju tanah suci. Ia yang memasuki usia 92 tahun, tercatat sebagai calon haji tertua dari Kabupaten Sleman tahun ini.
Meski kakinya tak lagi sekuat dulu ketika masih sanggup menyusuri pasar dan ladang. Namun semangat untuk menunaikan rukun Islam kelima tidak pernah surut.
"Simbok itu pejuang receh," kata Kitri, menantu Saudah, saat mengenang masa-masa ketika mertuanya masih aktif berdagang sayur, Minggu (4/5/2025).
Setiap subuh, lanjut Kitri, mertuanya itu berangkat ke Pasar Colombo untuk berdagang sayur. Setelah pasar tutup dan dagangan habis, Saudah tak langsung pulang.
Baca Juga: Warisan Catur Keluarga: Kisah Inspiratif Shafira, dari Bidak di Tangan Hingga Piala Dunia
Dia justru menuju ladang untuk kemudian mencari dagangan lain seperti daun ketela atau nangka dari tetangga dan petani. Sehingga bisa dijual kembali keesokan harinya.
"Berhenti sekitar 2016, karena sudah sepuh. Anak-anak juga kasihan," ucap Kitri lirih.
Perjalanan ibadah haji ini bukanlah akhir dari sebuah hidup panjang, melainkan klimaks dari puluhan tahun kerja keras dalam diam.
Diungkapkan Kitri, bahwa Saudah sempat menunaikan umrah pada 2015, dan sejak itu angan-angan untuk kembali ke Tanah Suci terus tumbuh dalam dirinya.
Persiapan fisik Saudah yang kini tak lagi muda belia penuh tenaga tentu menjadi perhatian utama. Kendati demikian, menurut Kitri, dari hasil pemeriksaan terakhir, secara umum mertuanya sehat.
Baca Juga: Ngeri Kecelakaan di Depan Istana Boneka Sleman, Pengendara Motor & Pejalan Kaki Jadi Korban
Walaupun memang ada tanda bahwa detak jantung Saudah sempat melemah dan kakinya sering bengkak. Namun hal itu wajar mengingat usai Saudah yang sudah nyaris mencapai seabad.
"Namanya orang sepuh, terakhir periksa jantungnya detaknya agak ada penurunan fungsi. Terus kaki bengkak, itu ada pengobatan juga," ucapnya.
"Insya Allah semua bagus karena penurunan fungsi jantung itu kemudian dikasih vitamin sama kaki kemarin habis disuntik dan dikasih vitamin tulang juga, untuk semua sehat insya Allah," imbuhnya.
Semangat Saudah yang tidak pernah surut dibantu dengan upaya terbaik dari keluarga terus berjalan beriringan.
Hal itu dilakukan keluarga sebagai bentuk ikhtiar untuk memastikan beliau bisa menunaikan ibadah dengan tenang dan kembali dengan sehat.
"Insyaallah semua bagus. Kami percaya simbok diparingi sehat, banyak yang sayang sama simbok, banyak yang mendoakan," ujar Kitri dengan mata berbinar.
Dari Pijat ke Ka'bah
Saudah yang sudah berusia senja itu tak berangkat sendirian. Ada sosok Siti Khopsah (59) yang hadir untuk mendampingi.
Tak hanya mendampingi, ia pun menyimpan kisah perjuangan sunyi di balik keberangkatan hajinya.
Siti sendiri bukan siapa-siapa, ia hanya seorang tukang pijat yang diwarisi ilmu turun-temurun dari keluarganya.
Namun dari pijatan-pijatan itulah, ia menabung sedikit demi sedikit, hingga bisa mewujudkan impian naik haji.
"Saya dari remaja sudah mijit. Saya enggak pernah kursus, tapi karena orang tua tukang pijat, cara-cara tahu, reflek saja," kata Siti, mengenang awal mula ia mulai menyentuh tubuh orang-orang yang butuh bantuan.
Meskipun rumahnya berada di Ngaglik, Sleman, namun pasiennya justru datang dari berbagai penjuru, ada yang dari Klaten, Bantul, dan Kulon Progo.
Anehnya, warga sekitar rumahnya justru banyak yang tidak tahu kemampuannya. Siti khusus melayani pasien ibu-ibu dan anak-anak, ada pula korban jatuh dari motor atau tangga. Tarifnya pun sederhana, minimal Rp100 ribu.
Setelah menikah dengan anak Saudah, hidupnya bergeser. Enam tahun kemudian, ia memberanikan diri mendaftar haji pada 2019.
"Ya enggak beda sama tukang becak itu. Sedikit demi sedikit menabung, alhamdulillah bisa terlaksana," ucapnya merendah.
Siti akan berangkat sebagai pendamping, menemani mertuanya yang sepuh. Ia sadar akan ada banyak tantangan fisik selama 42 hari di tanah suci.
Kursi roda sudah disiapkan, bahkan ia juga menyiapkan dana khusus untuk menyewa orang yang akan mendorongnya sang mertua.
"Kalau enggak nyewa, saya enggak mampu. Ya diniatin lah berapa [dana] bismillah," ujarnya.
Persiapan sudah dilakukan secara matang sejak sekarang. Mereka berdua direncanakan berangkat pada 20-21 Mei mendatang.
Semua koper telah dibereskan: koper besar, tenteng, dan ransel. Baju ihram dan keperluan haji lainnya juga lengkap.
Bahkan, Siti sudah pamit pada para pelanggannya, bahwa untuk sementara, aktivitas pijatnya libur.
"Iya sudah bilang ke pelanggan, minta doa juga kalau pijetnya libur dulu. Ya gimana lagi, tujuan yang penting ibadah," tuturnya sambil tertawa kecil.
Kendati perjalanan ini dimulai dari tempat yang berbed, pasar dan ruang pijat, tujuannya tetap satu yakni memenuhi panggilan suci yang tak semua orang bisa capai.
Dan kini, dua perempuan itu akan berangkat bersama, saling menguatkan, menjaga dan mendoakan, dengan satu keyakinan, bahwa setiap langkah menuju Ka'bah adalah jawaban dari setiap tetes keringat dan doa yang tak pernah berhenti selama ini.
Berita Terkait
-
Warisan Catur Keluarga: Kisah Inspiratif Shafira, dari Bidak di Tangan Hingga Piala Dunia
-
Impian Kabupaten Layak Anak segera Terwujud, Sleman Terima Bus Sekolah Gratis dari Kemenhub
-
Korban Trauma, Pelaku Kabur Lalu Menyerahkan Diri: Kronologi Begal Payudara di Sleman yang Bikin Heboh
-
Pejabat Sleman Ikut Uji Emisi: Bukti Serius Tangani Polusi atau Sekadar Pencitraan?
-
Haji Mandiri Naik Sepeda ke Mekkah Marak, Beresiko Dicekal dan Gagal Dapat Fasilitas Memadai
Terpopuler
- 6 Mobil Sedan Bekas Merek Jepang Mulai Rp40 Jutaan: Irit, Tangguh Dipakai Harian
- 3 Rekomendasi HP Xiaomi RAM 12 GB: Harga Rp3 Jutaan dengan Memori 512 GB
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Matic Murah untuk Wanita, Tahun Muda Harga Mulai dari Rp 65 Jutaan
- 7 Motor Matic Retro Mirip Vespa Terbaik 2025: Gaya Klasik, Harga Bersahabat!
- 7 Mobil Sedan Murah Stabil Ngebut di Tol 200 Km/Jam, Harga dari Rp 11 Juta
Pilihan
-
7 Rekomendasi Jam Tangan Lari Termurah Terbaik, Dilengkapi GPS dan Pantau Jantung
-
Donald Trump Klaim Israel Unggul Perang Lawan Iran, Remehkan Sikap Uni Eropa
-
Rekomendasi 5 HP Murah RAM 8 GB Harga Rp1 Jutaan: Fitur Canggih, Kamera 50 MP!
-
Respons Pemain Juventus usai Dipaksa Dengarkan 'Khotbah' Donald Trump Soal Iran-Israel
-
Daftar 8 Sepatu Lari Ortuseight, Harga Terjangkau Tawarkan Kenyamanan yang Stylish
Terkini
-
Konflik Iran-Israel Berikan Dampak, Indonesia Siapkan Pasar Ekspor Baru, Eropa Jadi Incaran Utama
-
ARTJOG 2025: Motif Amalan, Ketika Seni jadi Aksi Nyata untuk Lingkungan dan Sosial
-
7 Periode Mengabdi, Anggota DPRD DIY Ini Raih Penghargaan Tokoh Inspiratif Kesejahteraan Sosial
-
Pendidikan Gratis hanya Mimpi? Pemerintah Dinilai Belum Serius Tindak Lanjuti Putusan MK
-
Usia Harapan Hidup Capai 75 Tahun, Pemkab Sleman Komitmen Dorong Peningkatan Kesejahteraan Lansia