SuaraJogja.id - Wajah Supriyanto sumringah, meski perjalannya cukup jauh dari Janten, Ngestiharjo, Bantul, Supri memasuki satu-satunya kelas IX di SMP Gotong Royong, Kota Yogyakarta, Senin (5/5/2025) dengan mantap sekitar pukul 09.30 WIB.
Dia bersiap diri mengikuti Asesmen Standarisasi Pendidikan Daerah (ASPD) hari pertama.
Meski ikut tes untuk mengukur kemampuan akademik siswa tingkat akhir hanya bersama tiga siswa lainnya, Supri justru tampak bahagia.
Bilamana tidak, dia dan tiga temannya tersebut akhirnya bisa mengikuti ujian di sekolah sendiri secara mandiri meski ditengah keterbatasan berbagai fasilitas dan sarana pendidikan yang dimiliki sekolah dengan total 13 siswa SMP dengan tiga kelas sederhana.
Baca Juga: Sengketa Tanah Mbah Tupon Viral, Polda DIY Periksa Tiga Saksi
Padahal saat tryout ASPD, mereka harus bergabung ke sekolah lain karena jumlah siswanya tak memenuhi aturan minimal penyelenggaraan ujian.
Bahkan tahun-tahun sebelumnya, siswa sekolah tersebut terpaksa bergabung ikut Ujian Nasional (UN) ataupun ASPD ke sekolah lain karena persoalan yang sama.
Pemandangan yang biasa dihadapi sekolah ditengah predikat Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan dan Kota Pelajar di sekolah yang berdiri sejak 1982 tersebut.
Kelas IX sekolah yang berada di Tompeyan,Tegalrejo, Yogyakarta tersebut tahun ini hanya mempunyai empat siswa. Kelas VIII memiliki lebih banyak siswa sebanyak tujuh orang. Sedangkan siswa kelas VII hanya berisi dua siswa.
"Iya lebih senang, lebih tenang. Sekarang bisa di sekolah sendiri pelaksanaannya ya senang sih rasanya. Kan sudah enggak perlu pergi ke mana-mana gitu. Terus kalau di sekolah sendiri itu kan kayaknya rasanya tenang, ya senang bangetlah," paparnya.
Baca Juga: Miris Tanah Warga Bantul Digadai Rp1,5 M Tanpa Sepengetahuan, Pemkab Janji Beri Keadilan
Didamping satu guru pengawas dari sekolah lain yang memantau para siswa mengerjakan soal-soal ASPD, Supri pun mengerjakan ASPD Literasi Bahasa yang terdiri dari Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
Dia bersama tiga temannya mengerjakan soal ujian di ruangan sederhana dengan dua meja yang sudah reyot dan empat laptop.
Supri mengaku, sejumlah persiapan dilakukannya untuk mengikuti ASPD kali ini. Mulai dari belajar sepulang sekolah hingga mengikuti latihan agar nilai ASPD-nya memuaskan.
Sebab nilai tersebut jadi salah satu syarat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) meski bukan menentukan kelulusan siswa.
Dia berharap bisa mendapatkan nilai yang lebih baik sehingga bisa membanggakan kedua orang tuanya.
Apalagi dia masih harus ikut ujian dua hari kedepan untuk Literasi Numerasi atau Matematika dan Literasi Sains atau IPA.
- 1
- 2
Berita Terkait
Tag
Terpopuler
- Cerita Stefano Lilipaly Diminta Bela Timnas Indonesia: Saya Tidak Bisa
- Ibrahim Sjarief Assegaf Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia, Ini Profilnya
- Siapa Pembuat QRIS yang Hebohkan Dunia Keuangan Global
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah Rp30 Juta, Murah Tetap Berkelas
- 9 Rekomendasi Mobil Bekas Harga Rp 30 Jutaan, Mesin Bandel Dan Masih Banyak di Pasaran
Pilihan
-
5 HP Murah Kamera 108 MP, Harga Mulai Rp1 Jutaan Hasil Foto Tak Ada Lawan
-
Oh Nasibmu MU: Tak Pernah Kalah, Sekali Tumbang Justru di Laga Final
-
Tottenham Hotspur Juara Liga Europa, Akhiri 17 Tahun Puasa Gelar
-
5 Rekomendasi Skincare Wardah Terbaik, Bahan Alami Aman Dipakai Sehari-hari
-
Mau Masuk SMA Favorit di Sumsel? Ini 6 Jalur Pendaftaran SPMB 2025
Terkini
-
Jadi Gaya Hidup Generasi Sekarang, Segera Klaim Saldo DANA Kaget Ini! Cuan hingga Rp549 Ribu
-
TKP ABA Mulai Dipasang Pagar, Jukir dan Pedagang Masih Beraktivitas
-
Produksi Garmen yang Kebakaran Mandeg, Pabrik Milik BUMN Ini Siap Tampung Produksi Sementara
-
Wacana Buku Cetak di Sekolah Rakyat Jadi Penyelamat, Industri Percetakan Dapat Angin Segar
-
DANA Kaget untuk Warga Jogja: Klik Link, Langsung Cuan di Sini