SuaraJogja.id - Cerah memang pagi itu di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kledokan. Namun ada pemandangan tak biasa di salah satu sudut ruang kelas sekolah yang berada di Kalurahan Caturtunggal, Kapanewon Depok, Sleman tersebut.
Meja dan kursi sudah berada di luar, begitu pula berbagai peralatan belajar dan papan informasi yang sebelumnya berada di dalam ruangan.
Pintu kelas terbuka lebar. Namun satu hal yang mencolok adalah tidak ada atap di ruang kelas VI tersebut.
Tepatnya Minggu, 4 Mei 2025 sekira tengah malam, lantai ruang kelas itu berguncang oleh suara runtuh pilu.
Atap ruang kelas itu ambruk, seluruhnya. Sementara ini ruang kelas tersebut hanya berpayung langit biru tanpa atap yang menghalangi teriknya sinar matahari.
"Pertama saya dengar [atap ambruk] saya lihat di grup guru jam 5 pagi [Minggu] tapi kejadiannya sudah jam 12 malam. Kemudian setelah saya tahu saya langsung meluncur ke sini," kata Kepala SDN Kledokan, Sulismiyatun saat ditemui di sekolah, Senin (5/5/2025).
Tak ada anak-anak yang tengah belajar atau bermain saat insiden itu. Tidak ada pula tubuh mungil yang tertimpa atau nyawa terenggut dari puing-puing atap yang langsung dibereskan tersebut.
Namun bukan tak berarti tidak ada yang hilang, bukan sekadar atap yang roboh tapi rasa aman pun ikut tergerus. Memunculkan kekhawatiran untuk sekadar duduk di dalam ruang kelas, hak belajar tanpa rasa cemas dan keraguan tentang bangunan sekolah yang aman muncul seiring insiden itu.
Di ruang kelas VI itu tertulis bahwa digunakan sebagai ruang transit asesmen standardisasi pendidikan daerah (ASPD).
Baca Juga: Terungkap, Banyak SD di Sleman Butuh Perbaikan Mendesak Pasca Insiden Atap Ambrol
Sementara ini ruang kelas V dan IV yang berdekatan dengan ruang kelas VI sementara tidak digunakan terlebih dulu.
Selain itu di sebelah ruang kelas VI juga ada di ruang guru dan di sampingnya ada pula ruang UKS. Dua ruangan itu pun cukup terdampak akibat ambrolnya atap bangunan itu.
"Ini juga terdampak karena yang sebelah atas itu ya otomatis bolong-bolong ya terus kemarin sore itu hujan, ya ini pagi tadi juga basah lantainya tapi alhamdulillah masih aman untuk dokumen-dokumen yang ada di dalam situ," ujarnya.
"Jadi yang terdampak ruang guru sama ruang kelas V kalau yang ruang UKS sana kan kemarin sudah dikasih terpal itu terpalnya dari BPBD. Nah itu aman," imbuhnya.
Sulis sapaan akrab Sulismiyatun, menjelaskan bahwa ruang kelas VI, adalah satu-satunya ruang yang belum tersentuh renovasi sejak sekolah berdiri.
Keterbatasan dana kala itu menjadi alasan fundamental kenapa ruang tersebut tak ikut direnovasi seperti ruang yang lain pada 2012 silam.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Terkini
-
Selamat Tinggal, Rafinha Resmi Tinggalkan PSIM Yogyakarta dan Gabung PSIS Semarang
-
Empati Bencana Sumatera, Pemkab Sleman Imbau Warga Rayakan Tahun Baru Tanpa Kembang Api
-
Ini Tarif Parkir di Kota Jogja saat Libur Nataru, Simak Penjelasan Lengkapnya
-
Ironi Ketika Satu Indonesia ke Jogja, 150 Ton Sampah Warnai Libur Akhir Tahun
-
Bangkitnya Ponpes Darul Mukhlisin: Dari Terjangan Banjir hingga Harapan Baru Bersama Kementerian PU