SuaraJogja.id - Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) diperkirakan akan mengalami variasi cuaca dari hujan ringan hingga berawan sepanjang periode 23 Mei hingga 1 Juni 2025.
Sebagian besar kabupaten/kota akan menghadapi curah hujan ringan di awal periode, sebelum beralih ke kondisi berawan dan potensi udara kabur di akhir prakiraan. Suhu udara akan cenderung hangat, dengan kelembapan tinggi sepanjang hari.
Cuaca Kabupaten dan Kota di DIY:
Berikut adalah rincian prakiraan cuaca untuk masing-masing kabupaten/kota di DIY:
1. Kulon Progo:
23-26 Mei: Diprakirakan hujan ringan. Suhu berkisar 22-29 °C dengan kelembapan 71-99%.
27 Mei: Berawan. Suhu 22-28 °C, kelembapan 78-97%.
28 Mei: Cerah. Suhu 24-28 °C, kelembapan 77-97%.
29 Mei - 1 Juni: Berawan hingga udara kabur. Suhu 23-29 °C, kelembapan 74-97%.
2. Bantul:
23-26 Mei: Diprakirakan hujan ringan. Suhu berkisar 23-30 °C dengan kelembapan 71-99%.
27 Mei: Udara kabur. Suhu 22-29 °C, kelembapan 78-98%.
28-29 Mei: Cerah Berawan. Suhu 24-30 °C, kelembapan 74-98%.
30 Mei - 1 Juni: Berawan. Suhu 23-30 °C, kelembapan 75-98%.
3. Gunungkidul:
Baca Juga: Pameran Sing Penting Madhang: PFI Jogja Bongkar Filosofi Makan Lebih dari Sekadar Perut Kenyang
23-26 Mei: Diprakirakan hujan ringan. Suhu berkisar 23-31 °C dengan kelembapan 74-99%.
27 Mei - 1 Juni: Berawan. Suhu 22-29 °C, kelembapan 72-99%.
4. Sleman:
23 Mei: Diprakirakan hujan sedang. Suhu 23-28 °C, kelembapan 79-96%.
24-26 Mei: Hujan ringan. Suhu berkisar 22-29 °C dengan kelembapan 71-97%.
27 Mei: Berawan. Suhu 22-28 °C, kelembapan 75-96%.
28 Mei: Cerah. Suhu 23-28 °C, kelembapan 76-98%.
29 Mei - 1 Juni: Berawan. Suhu 23-30 °C, kelembapan 69-97%.
5. Kota Yogyakarta:
23-26 Mei: Diprakirakan hujan ringan. Suhu berkisar 23-31 °C dengan kelembapan 68-98%.
27 Mei: Berawan. Suhu 23-29 °C, kelembapan 77-98%.
28 Mei: Udara kabur. Suhu 24-30 °C, kelembapan 73-97%.
Masyarakat di DIY diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi hujan ringan hingga sedang, terutama di awal periode prakiraan. Meskipun demikian, transisi menuju kondisi berawan dan potensi udara kabur di beberapa wilayah menjelang akhir Mei menunjukkan bahwa musim kemarau secara perlahan akan tiba. Tetap jaga kesehatan dan siapkan perlengkapan sesuai dengan kondisi cuaca.
Meskipun Indonesia secara bertahap telah memasuki musim kemarau sejak akhir April lalu, nyatanya hujan masih kerap mengguyur sejumlah wilayah, terutama pada sore atau malam hari, bahkan hingga penghujung Mei. Fenomena ini bukanlah anomali, melainkan sebuah kondisi yang dikenal sebagai musim kemarau basah.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa musim kemarau basah terjadi ketika curah hujan tetap tinggi di musim kemarau. Secara klimatologis, curah hujan selama musim kemarau biasanya kurang dari 50 milimeter per bulan. Namun, saat musim kemarau basah, curah hujan dapat melampaui 100 milimeter per bulan.
Fenomena ini tidak hanya dipengaruhi oleh faktor lokal, tetapi juga oleh dinamika atmosfer berskala lebih luas. Aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Kelvin, dan gelombang Rossby Ekuatorial turut berperan signifikan dalam memicu peningkatan pertumbuhan awan hujan. Pengaruh ini terutama terasa di bagian barat dan tengah Indonesia, menyebabkan hujan tetap turun meskipun seharusnya wilayah tersebut sudah memasuki periode kering.
Menurut perkiraan BMKG, wilayah Indonesia mulai memasuki musim kemarau secara bertahap sejak April hingga Juni. Meskipun demikian, masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi hujan di tengah periode yang seharusnya kering ini.
Musim kemarau basah membawa implikasi tersendiri. Di satu sisi, curah hujan yang lebih tinggi dapat membantu menjaga ketersediaan air dan mengurangi risiko kekeringan ekstrem di beberapa daerah. Namun, di sisi lain, kondisi ini juga bisa meningkatkan potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir bandang atau tanah longsor, terutama di daerah yang rentan.
Berita Terkait
-
TKP ABA Mulai Dipasang Pagar, Jukir dan Pedagang Masih Beraktivitas
-
4 Rekomendasi Mobil Bekas di Jogja di Bawah Rp70 Juta, Cocok untuk Bapak-bapak Antar Istri Belanja
-
Cuaca Ekstrem Hantui Jogja, Kapan Berakhir? Ini Kata BMKG
-
Sekolah Rakyat di Jogja Laris Manis, Dinsos Turun Tangan Lakukan Verifikasi Ketat
-
Jadi Tim Penyusun Soal ASPD, Disdikpora DIY Selidiki Guru SMPN 10 Jogja
Terpopuler
- Dulu Dicibir, Keputusan Elkan Baggott Tolak Timnas Indonesia Kini Banjir Pujian
- Lupakan Brio, Ini 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Sporty dan Irit Mulai Rp60 Jutaan
- Siapa Brandon Scheunemann? Bek Timnas Indonesia U-23 Berdarah Jerman yang Fasih Bahasa Jawa
- Di Luar Prediksi! 2 Pemain Timnas Indonesia Susul Jay Idzes di Liga Italia
- Ayah Brandon Scheunemann: Saya Rela Dipenjara asal Indonesia ke Piala Dunia
Pilihan
-
Siapa Joe Hattab? YouTuber Yordania Rela ke Riau demi Aura Farming Pacu Jalur
-
Ole Romeny Bagikan Kabar Gembira Usai Jalani Operasi, Apa Itu?
-
Krisis Air Ancam Ketahanan Pangan 2050, 10 Miliar Penduduk Dunia Bakal Kerepotan!
-
Mentan Amran Sebut Ada Peluang Emas Ekspor CPO RI ke AS usai Kesepakatan Tarif
-
Jadwal Lengkap Timnas Indonesia di Grup B Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia
Terkini
-
DIY Aman dari Lonjakan Harga Beras, Ini Strategi Bulog Yogyakarta dengan Beras SPHP
-
APBD Bantul 2025 Naik: Wabup Ungkap Alasan dan Dampaknya
-
UGM Meradang, Mantan Rektor Digiring Sebarkan Opini Sesat Soal Ijazah Jokowi?
-
Dibungkam Siapa? Mantan Rektor UGM Buka Suara Soal Tekanan di Balik Pencabutan Pernyataan Ijazah Jokowi
-
BRILiaN Way Jadi Pilar BRI Menuju Bank Terunggul, Danantara Beri Apresiasi