SuaraJogja.id - Dalam rangka memperingati 80 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia dan 35 tahun Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI), Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi menggandeng Kementerian Kebudayaan serta AIPI untuk menyelenggarakan pameran bertajuk SciArt 8.0: Potret Ilmuwan Inspiratif dalam Lukisan di Museum Benteng Vredeburg, Kota Yogyakarta.
Pameran ini bertujuan memperkenalkan sains dan sejarah kepada masyarakat secara lebih dekat dan menyentuh.
Direktur Jenderal Sains dan Teknologi, Ahmad Najib Burhani, menekankan bahwa pameran ini menjadi langkah penting untuk membudayakan sains di Indonesia.
"Sains adalah budaya dan karena itu kita perlu menjadikan itu sebagai budaya dan tradisi," kata Najib di Benteng Vredeburg, Selasa (24/6/2025).
Ia menyayangkan bahwa tokoh saintis di Indonesia tidak banyak dikenal. Praktis hanya ada figur legendaris yang paling sering dikenal yakni BJ Habibie.
Oleh karena itu, menurutnya, pameran ini menjadi sarana mengenalkan ilmuwan Indonesia kepada masyarakat luas agar menjadi pedoman dan inspirasi.
Najib tak memungkiri ada bagaimana beberapa tokoh dalam lukisan pameran justru lebih dikenal sebagai politisi atau birokrat, bukan sebagai ilmuwan murni.
Ia berharap di masa depan akan hadir lebih banyak figur 'pure scientist' yang mengabdikan hidupnya pada ilmu pengetahuan.
"Sehingga bermimpi menjadi orang bermanfaat tidak harus menjadi birokrat," ungkapnya.
Baca Juga: "Merakjat" Menjadi Tema Pameran Fotografi Hitam Putih PROMISE 2025 Mahasiswa ISI Yogyakarta
Pameran ini juga dianggap sebagai eksplorasi awal penggabungan sains dan seni.
Hal itu merupakan sebuah pendekatan baru yang diharapkan bisa dikembangkan lebih jauh tak hanya seni rupa.
Ahmad Najib menambahkan bahwa inspirasi penggabungan sains dan budaya ini juga datang dari tren global seperti K-Pop dan J-Pop.
Di sana mereka dapat berhasil mengangkat identitas budaya dan memberi dampak besar terhadap perekonomian.
"Itu kemudian bisa meningkatkan industri, dan berdampak pada ekonomi. Kita sangat kaya dengan budaya," tandasnya.
Sementara itu, Direktur Diseminasi dan Pemanfaatan Saintek, Yudi Darma, menjelaskan bahwa tujuan utama pameran ini adalah membumikan sains, mendekatkannya kepada publik dengan cara yang lebih humanis.
"Jadi melalui potret tokoh-tokoh ini, kita berharap karya-karya mereka bisa tersampaikan, pengalaman mereka waktu menjalani hidup dalam mencari karya-karya sainteknya bisa hidup kembali dengan pameran ini," ungkap Yudi.
Seniman yang terlibat dalam proyek ini, Paul Hendro, membagikan interpretasinya dari sisi seni. Ia melihat kehadiran para ilmuwan yang dilukis sebagai cahaya dalam kegelapan, sebuah metafora yang berakar dari sejarah perkembangan sains sejak abad ke-17.
"Kalau dari sisi seni, saya bicara tentang kedatangan mereka seperti sinar cahaya, kan dimulai dari abad 17. Sehingga kedatangan mereka seperti cahaya, dari gelap ada cahaya putih itu," ucap Paul.
Menurut Paul, melukis ilmuwan memiliki tantangan tersendiri karena ia harus menangkap makna tersirat dari ketokohan dan pemikiran saintifik para subjek.
"Dari sisi art sendiri ini ada kesulitan sendiri buat seniman, ada makna tersirat cahaya yang terang dari para saintis," sambungnya.
Bagi masyarakat yang tertarik menikmati karya seni rupa ini bisa langsung berkunjung ke Museum Benteng Vredeburg dari 24-29 Juni 2025.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
Terkini
-
Sri Purnomo Tersangka, Pengacara 'Lempar Bola Panas' ke Eks Sekda Sleman: Perannya Jauh Dominan!
-
Waspada, Hujan Lebat, Angin Kencang, Hingga Hujan Es Ancam DIY Mulai Oktober 2025
-
Maxride di Yogyakarta Makin Merajalela: Dishub Saling Lempar Tanggung Jawab
-
Korupsi Dana Hibah Pariwisata di Sleman: ARPI Desak Kejaksaan Usut Tuntas hingga Akar-Akarnya
-
Perdana Arie Veriasa Ditangkap Polda DIY, BEM KM UNY Tuntut Pembebasan, Ini Alasannya