SuaraJogja.id - Mahasin Zaeni, pria 64 tahun asal Sleman, masih menyimpan sesal mendalam atas masa lalunya. Hal itu menyusul, pilihannya untuk tetap aktif berdakwah di bawah organisasi Forum Dakwah Islamiyah (Fordai).
Pasalnya Fordai sendiri diketahui memiliki afiliasi dengan jaringan terorisme Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Buntut dari keterlibatannya itu, Mahasin harus menjalani vonis penjara selama lima tahun enam bulan.
"Awalnya masuk organisasi kampus. Kemudian masuk Fordai. Di sana memang enggaak ada masalah karena dakwahnya di masjid-masjid," kata Mahasin dalam acara Indonesia Tanpa Radikalisme yang digelar Polda DIY, Selasa (24/6/2025).
Baca Juga: Usia Harapan Hidup Capai 75 Tahun, Pemkab Sleman Komitmen Dorong Peningkatan Kesejahteraan Lansia
Fordai, diceritakan Mahasin, semula tampak seperti organisasi dakwah biasa. Namun arah perjuangannya mulai berubah ketika organisasi itu secara terbuka menyuarakan dukungan terhadap khilafah dan penegakan syariat Islam dengan cara-cara radikal.
Mahasin yang kala itu belum memahami arah yang dituju, justru kemudian ditunjuk menjadi Amir (pemimpin) Fordai wilayah DIY. Apalagi latar belakangnya yang erat dengan ilmu dakwah di bidang akidah.
"Ya sangat menyentuh untuk terlibat dalam dukungan itu," imbuhnya.
Puncaknya terjadi sekitar 2015, tepatnya ketika Mahasin mengikuti pengarahan atau semacam forum di Batu, Malang.
Dalam pertemuan tersebut, dia bersama utusan daerah lain mendapat tugas untuk menyebarkan dakwah dan mengumpulkan umat.
Baca Juga: PHK di Sleman Meningkat 1.259 Kasus per Juni 2025, Disnaker Siapkan Jurus Ampuh Atasi Pengangguran
Menurutnya, umat yang terkumpul akan dikirim ke wilayah konflik di Suriah. Namun rencana itu urung direalisasikan sebab terbentur biaya.
Mahasin mengaku menyaksikan langsung proses pembentukan cikal bakal JAD dalam forum di Malang tersebut.
"Jadi waktu itu [di Malang] JAD baru mau dibentuk, ya setelah forum di Batu-Malang itu ada dukungan membentuk jemaah [JAD]," ungkapnya.
Sekembalinya dari forum itu, Mahasin tetap melanjutkan dakwah seperti biasa. Namun tak lama berselang, aparat keamanan mulai melakukan penangkapan terhadap jaringan terafiliasi JAD.
"Akhirnya diamankan habis dari Purwokerto, pas beli pulsa. Itu langsung disergap, wah ini pasti dari Densus 88. Saya diam saja," tuturnya.
Namun kehidupan Mahasin tak berhenti di sana. Justru dari dalam balik jeruji besi, dia menemukan titik balik hidupnya.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- AFC Pindah Tuan Rumah Babak Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 ke Thailand
- Rekomendasi 21 Mobil Toyota Rush Bekas di Bawah Rp100 Juta, Ini Daftar Harganya
- 5 Rekomendasi HP Murah Chipset Snapdragon RAM Besar, Terbaik Juni 2025
- 3 Rekomendasi Mobil Bekas Spek Gaji UMR: Sedan Nyaman yang Ramah di Kantong dan Anti Riba
- 6 Rekomendasi Mobil Keluarga Mewah, Fitur Premium Harga 10X Lebih Murah dari Alphard
Pilihan
-
Kritik Pedas usai Danantara Suntik Modal Rp6 T ke Garuda: Sakit Jantung Tapi Obatnya Sakit Kulit!
-
IPO COIN Terganjal Status Andrew Hidayat yang Pernah Suap Kader PDIP soal Tambang
-
Gelandang Keturunan Guinea Akhirnya Berseragam Merah Putih, Pernah Dihargai Rp1,738 Triliun!
-
Jadi Regulator Emiten, BEI Kantongi Laba Bersih Rp673 Miliar di 2024
-
Thom Haye Sudah di Prancis, Gabung OGC Nice?
Terkini
-
Miras Ilegal Masif Disebut Penyebab Kejahatan di Jogja, Peredaran di Sleman Paling Mendominasi
-
Sepatu Gunung Murah Meriah: Rekomendasi Merek Lokal untuk Pendaki Pemula
-
13 Ribu Botol Miras Ilegal Disita di Jogja, 36 Orang Jadi Tersangka
-
7 Tersangka Mafia Tanah Mbah Tupon Ditangkap, 1 Tak Dipenjara, Kenapa?
-
Solusi Bagi UMKM, Dosen UMY Ciptakan Mesin Sangrai Otomatis Harga 'Mahasiswa'