Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Minggu, 13 Juli 2025 | 23:40 WIB
Ilustrasi tikus penyebab Leptospirosis. (Pixabay)

SuaraJogja.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta mengimbau para pemilik hewan peliharaan untuk lebih waspada terkait penyebaran leptospirosis.

Diketahui pada semester pertama 2025 kali ini kasus leptospirosis di Kota Yogyakarta mengalami lonjakan signifikan.

Tercatat hingga bulan Juli 2025, sudah ada 19 kasus leptospirosis, dengan enam kasus di antaranya meninggal dunia.

Kepala Bidang Perikanan dan Kehewanan Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta, Sri Panggarti, menuturkan bahwa hewan peliharaan itu tetap berisiko dalam menyebarkan leptospirosis.

"Kalau hewan kena, gejala dan ciri-cirinya sama seperti manusia, ada kekuningan, demam, kemudian urinnya juga mengandung bakteri," kata Panggarti, Minggu (13/7/2025).

Hal itu perlu disikapi dengan bijak oleh para pemilik hewan peliharaan di rumah.

Jika diketahui hewan kesayangannya sakit atau mengalami luka bisa langsung diberikan pengobatan atau dikandangkan sementara.

Menurut Panggarti, langkah itu penting untuk memperluas risiko penyebaran leptospirosis.

"Yang memelihara hewan harus peduli. Kalau ada luka, jangan sampai berjalan di becek-becek. Lebih baik dikandang dulu, jangan biarkan berkeliaran," tuturnya.

Baca Juga: 2026 Tol Jogja-Solo Sampai Kalasan Bisa Dinikmati, Ini Progres Terbarunya

Selain itu, menjaga selalu kebersihan kandang hewan peliharaan tak kalah penting untuk dilakukan.

"Kandangnya pun harus bersih," imbuhnya.

Selain waspada terhadap hewan peliharaan, kata Panggarti, masyarakat juga perlu lebih waspada dengan aktivitas sehari-hari yang dilakukan. Mulai dari aktivitas di persawahan maupun lokasi rentan lainnya.

Termasuk masyarakat yang kemudian memiliki hobi memancing.

Meski terdengar sepele namun leptospirosis bisa saja menular ketika sedang memancing jika tidak berhati-hati.

"Tapi, tetap jangan takut mancing, yang penting waspada, hindari kontak langsung dengan air atau tanah yang mungkin terkontaminasi urine tikus, serta cuci tangan setelah selesai mancing," ujar dia.

Kabid Pencegahan, Pengendalian Penyakit, Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Dinkes Kota Jogja, Lana Unwanah menambahkan bahwa masyarakat diminta untuk selalu memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar.

Apalagi infeksi bakteri Leptospira itu dapat masuk ke tubuh melalui luka atau kulit yang terbuka.

"Kemudian Leptospira itu bisa masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang terbuka atau luka dan yang paling sering mungkin adalah luka di kaki, yang kadang-kadang kita mungkin tidak menyadari bahwa ada luka yang sebetulnya kecil, tidak terikat oleh mata, tapi ternyata di situ ada luka," ucap Lana.

Jika tak berhati-hati masyarakat akan lebih tinggi terkena infeksi leptospirosis.

"Kemudian kita beraktivitas di daerah atau lingkungan yang mungkin becek, ada genangan air, di mana kita juga tidak tahu apakah air tersebut terbebas dari kontaminasi dari urin tikus atau tidak, sehingga di situ menjadi pintu masuk untuk bakteri Leptospira," sebut dia.

Load More