Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Senin, 21 Juli 2025 | 20:01 WIB
Tangkapan layar unggahan BEM KM UGM menarik diri dari Aliansi BEM SI. (Instagram)

Dalam kesempatan ini BEM KM UGM turut mengonfirmasi bahwa terjadi kericuhan antar mahasiswa dalam forum tersebut. Insiden itu menyebabkan setidaknya dua orang mengalami luka.

"Ini bukti bahwa forum yang seharusnya mempersatukan malah menjadi medan perpecahan, hanya karena ambisi kekuasaan yang dibungkus jargon perjuangan," tuturnya.

Tiyo menyampaikan bahwa penarikan diri BEM KM UGM dilakukan pada 18 Juli 2025 atau tepatnya sehari sebelum penutupan Munas.

"Sikap ini kami ambil bukan karena kecewa, melainkan karena kami enggan menjadi bagian dari kemunduran gerakan," tegasnya.

Kendati menarik diri dari aliansi, BEM KM UGM tetap menegaskan komitmennya untuk tetap berpihak kepada rakyat.

Tiyo menyatakan bahwa kini BEM KM UGM tak akan menjadi bagian dari aliansi nasional manapun.

"Kami tidak akan menjadi bagian dari aliansi nasional manapun, apalagi yang tunduk pada kepentingan elite. Kami memilih jalan yang lebih sunyi tapi terang, bergerak bersama rakyat, bukan bersama kekuasaan," tegas dia.

Menutup pernyataannya, BEM KM UGM mengajak seluruh elemen gerakan mahasiswa untuk berefleksi.

"Apakah kita masih bergerak karena rakyat, atau karena hasrat kuasa? Gerakan mahasiswa akan mati bukan karena represi, tapi karena kehilangan integritasnya sendiri," kata dia.

Baca Juga: Trauma Perahu Terbalik di Maluku: UGM Prioritaskan Kenyamanan Mahasiswa KKN, Ditarik Atau Lanjut?

Load More