SuaraJogja.id - Pemerintah Daerah (Pemda) DIY hingga saat ini masih kesulitan dalam mengelola maupun mengolah sampah meski desentralisasi sudah berlaku selama setahun terakhir.
Di tengah kesulitan tersebut, pemerintah pusat menjanjikan akan membangun fasilitas pengolahan sampah menjadi energi atau Waste to Energy (WTE).
Tak main-main, WTE di DIY bisa mengolah sampah jadi energi hingga 1.000 ton per hari. Fasilitas ini merupakan proyek pemerintah pusat yang akan dibangun di 33 daerah.
"Salah satunya yang jadi prioritas WTE itu adalah untuk wilayah Jogja dan sekitarnya," papar Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY, Kusno Wibowo di Yogyakarta, Kamis (24/7/2025).
Menurut Kusno, Pemda sudah dipanggil pemerintah untuk koordinasi lanjutan.
Selain Pemda, Pemkot Yogyakarta juga ikut diundang karena selama ini Kota Yogyakarta diketahui paling sulit dalam menangani sampah.
Setelah koordinasi di tingkat pusat, Pemda DIY akan melanjutkan pembahasan dengan Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkot Jogja, Pemkab Sleman, dan Pemkab Bantul.
Selain itu Pemda tinggal menyiapkan lahan untuk pembangunan fasilitas WTE.
DLHK DIY saat ini tengah mencari lahan seluas 5 hingga 6 hektar dalam program tersebut.
Baca Juga: Danais Dipangkas Prabowo, Mesin Pengolah Sampah Rp18 Miliar di DIY Batal
Kawasan Piyungan menjadi salah satu opsi yang akan menampung pengolahan sampah dengan kapasitas besar.
WTE tersebut nantinya menggantikan pola tradisional yang selama ini hanya mengandalkan TPS3R.
"Di minggu ini nanti kami agendakan untuk menindaklanjuti dari pemerintah soal pengelolaan sampah menjadi energi listrik," paparnya.
WTE berbeda dengan TPS3R, baik dari sisi teknologi maupun skema pembiayaannya. Seluruh biaya pembangunan akan ditanggung pemerintah pusat.
Pemda hanya berperan dalam menyiapkan lahan dan melakukan sosialisasi.
Selain itu memastikan pengangkutan sampah berjalan lancar.
Pembangunan dan operasional fasilitas WTE akan ditentukan melalui lelang yang dilakukan pemerintah pusat.
"Nanti dari sisi teknologi beda, dari sisi pembiayaan juga beda. Semua anggarannya dari pemerintah pusat. Termasuk operasionalnya nanti dari pemenang lelang itu. Pemerintah daerah hanya bertanggung jawab pada pengangkutan sampahnya, sosialisasi, dan menyiapkan lahan," katanya.
WTE ini diharapkan bisa mengurangi volume sampah di DIY.
Apalagi saat ini tumpukan sampah kembali menjadi pemandangan yang memprihatinkan di sejumlah depo dan TPS di wilayah DIY.
Masalah ini terjadi akibat penghentian sementara kerja sama beberapa pihak swasta yang membantu pengangkutan dan pengelolaan sampah.
Penertiban jasa pengelolaan sampah swasta dilakukan karena persoalan legalitas dari pengelola sampah swasta. Sejumlah mitra swasta tidak mengantongi perizinan operasional pengelolaan sampah.
"Ya, ada penertiban. Misalnya, lost itu harus memenuhi ketentuan. Harus ada izinnya. Kalau belum ada izin, ya kerja samanya dihentikan dulu," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Pencipta Sound Horeg? Ini Sosok Edi Sound yang Dijuluki Thomas Alva Edisound dari Jawa Timur
- Jelang Ronde Keempat, Kluivert Justru Dikabarkan Gabung Olympique Lyon
- Duel Mobil Murah Honda Brio vs BYD Atto 1, Beda Rp30 Jutaan tapi ...
- Harga Mitsubishi Destinator Resmi Diumumkan! 5 Mobil Ini Langsung Panik?
- 41 Kode Redeem FF Max Terbaru 24 Juli: Klaim Skin Scar, M1887, dan Hadiah EVOS
Pilihan
-
Selamat Tinggal Samba? Ini Alasan Gen Z Beralih ke Adidas Campus 00s & Forum Low
-
Filosofi Jersey Anyar Persija Jakarta: Century Od Glory, Terbang Keliling JIS
-
Braakk! Bus Persib Bandung Kecelakaan di Thailand, Pecahan Kaca Berserakan
-
5 Rekomendasi HP Realme RAM 8 GB Memori 256 GB di Bawah Rp 4 juta, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Gerai Tinggal 26, Stok Expired Menggunung! Akuisisi TGUK Penuh Drama
Terkini
-
Misteri Kemeja Putih Jokowi di Reuni UGM: Panitia Angkat Bicara!
-
Gertak Balik! Sahabat Jokowi Geram Dituduh Settingan, Ungkap Sudah Diperiksa Polisi
-
5 Curhatan Jokowi di Depan Alumni UGM: Serangan Tak Cuma Ijazah, Merembet Sampai KKN Fiktif
-
Masih Sakit, Jokowi Paksakan Diri ke Reuni UGM: Kalau Nggak Datang Nanti Rame Lagi!
-
Tiba di UGM, Jokowi Tebar Senyum di Reuni Guyub Rukun, Nostalgia di Tengah Badai Ijazah Palsu