Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Selasa, 26 Agustus 2025 | 14:31 WIB
Sejumlah Petugas Puskesmas memeriksa seroang siswi yang diduga keracunan menu MBG di Sleman, Rabu (13/8/2025). [Hiskia/Suarajogja]
Kesimpulan
  • Sebanyak 379 siswa di Sleman mengalami keracunan saat santap menu MBG
  • Bakteri E-Coli diduga kuat sebabkan anak-anak keracunan
  • MBG di DIY diminta disetop
[batas-kesimpulan]

SuaraJogja.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman mengungkapkan hasil awal pemeriksaan laboratorium terkait dugaan keracunan pangan yang menimpa ratusan siswa di empat sekolah di Kapanewon Mlati.

Dari hasil uji yang dilakukan oleh Balai Besar Laboratorium Kesehatan Masyarakat (Labkesmas) DIY, ditemukan adanya kemungkinan cemaran bakteri pada makanan yang dikonsumsi para siswa.

Kepala Dinkes Sleman Cahya Purnama mengatakan, indikasi sementara mengarah pada tiga jenis bakteri yang menjadi penyebab utama.

"Kami bisa sampaikan bahwa keracunan pangan yang terjadi di Kecamatan Mlati kemarin itu masih dimungkinkan karena cemaran dari bakteri Escherichia Coli [E-Coli] kemudian Clostridium species, dan Staphylococcus," kata Cahya kepada awak media, Selasa (26/8/2025).

Ia menambahkan, hasil uji laboratorium tidak bisa berdiri sendiri tanpa adanya penyelidikan lanjutan.

Dalam hal ini yakni hasil lab harus dikonfrontasi dengan data epidemiologi di lapangan.

"Namun hasil ini harus dikonfirmasi dengan penyelidikan epidemiologi di lapangan," imbuhnya.

Meski begitu, Cahya tidak bisa menyebutkan secara pasti jenis makanan apa yang paling terkontaminasi atau mengandung tiga bakteri tersebut.

Namun secara umum ada beberap item yang kemudian diperiksa sampelnya.

Baca Juga: Hindari Tragedi Keracunan Terulang! Sleman Wajibkan Guru Cicipi Menu MBG, Begini Alasannya

Mulai dari rawon, nasi lalapan, hingga muntahan para siswa yang bergejala.

"Tapi kebanyakan yang kita periksa ini dari muntahan dan feses yang kemarin di rumah sakit," ucapnya.

Diakui Cahya, bakteri-bakteri itu bisa masuk ke tubuh manusia melalui makanan yang memang sudah terkontaminasi.

Kemudian terkait tindak lanjut, Dinkes Sleman akan memperkuat penyelidikan epidemiologi untuk mitigasi risiko ke depan.

Disusul dengan rekomendasi yang diberikan kepada pihak-pihak terkait.

Adapun data terakhir mencatat ada 379 siswa yang mengalami gejala keracunan dengan 18 orang yang harus menjalani rawat inap.

Sekolah yang terdampak adalah SMP Muhammadiyah 1 Mlati, SMP Muhammadiyah 3 Mlati, SMP Negeri 3 Mlati, dan SMP Pamungkas Mlati.

Sebelumnya diberitakan sebanyak 178 siswa mengalami sakit perut, mual dan muntah pada Rabu (13/8/2025) lalu.

Jumlah tersebut bertambah dan totalnya ada 379 siswa yang mengalami gejala yang sama.

Dugaan kuat para siswa keracunan makanan setelah menyantap menu MBG.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Sleman, Khamidah Yuliati menerangkan para siswa ditangani di dua fasyankes yakni Puskesmas Mlati I dan II.

Para korban siswa langsung mendapat penanganan cepat dan Polresta Sleman ikut turun tangan menangani kasus tersebut.

Keracunan MBG tak hanya sekali terjadi di DIY. Sebelumnya di Kulon Progo juga mengalami hal serupa yang membuat anak-anak pulang lebih awal karena insiden yang terjadi.

Evaluasi program MBG pun dipertanyakan. Hal itu mengingat meski sudah dilakukan pembenahan, kasus keracunan di DIY kerap terulang.

Bahkan Aktivis Jogja Corruption Watch (JCW), Baharuddin Kamba meminta program unggulan Prabowo Subianto ini segera disetop.

Load More