- Pemkot Jogja akan membangun website baru untuk integrasi data
- Hal itu dilakukan untuk mewujudkan kota cerdas
- Nantinya RT dan RW dilibatkan untuk pendataan di sektor mikro-nya
SuaraJogja.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menyoroti pentingnya integrasi data dalam mewujudkan kota cerdas.
Salah satu yang dilakukan yakni pembangunan satu website.
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menegaskan pentingnya pembangunan sistem satu website terpadu.
Hal itu dapat digunakan untuk menyatukan data pemerintah pusat hingga daerah.
Menurutnya, langkah ini mendesak untuk dilakukan. Pasalnya selama ini ego sektoral antar instansi masih menjadi penghambat integrasi data tersebut.
"Saya berharap sebetulnya dari Kementerian Komunikasi dan Digital ini sebagai satu yang sangat bisa menjembatani ketika kita ingin membuat one and single website seperti yang kita cita-citakan bersama," kata Hasto, saat ditemui usai acara Inovasi Kota Cerdas: Mewujudkan Kedaulatan, Ketahanan, dan Keberlanjutan Menuju Indonesia Emas, Rabu (27/8/2025).
Hasto menjelaskan, satu website nasional itu nantinya akan berfungsi sebagai wadah yang mengintegrasikan data makro dan mikro.
Data makro biasanya dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) dengan skala persentase.
Sedangkan data mikro dihimpun oleh unit-unit kerja pemerintah daerah hingga tingkat RT dan RW.
Baca Juga: UMKM DIY Go Digital, Gojek Jadi Jurus Jitu Dongkrak Penjualan
"Single website itu penting. Hari ini ada data sektoral, ada data umum. Data sektoral itu lahir dari unit-unit kerja. Data umum itu data yang dari BPS biasanya itu data makro," ucapnya.
Menurut Hasto, perbedaan data makro dan mikro sering memicu perdebatan.
Tanpa melalui mekanisme verifikasi dan validasi yang kuat, perbedaan itu berpotensi memicu kebingungan publik.
"Menurut saya perlu dijembatani kalau enggak ya kelahi terus data makro dan mikro," jelasnya.
Hasto menekankan, penyatuan data akan berdampak besar terhadap efektivitas pelayanan publik.
Dengan integrasi digital, masyarakat bisa mengakses layanan lintas instansi tanpa harus berpindah-pindah tempat.
Kendati demikian, Hasto mengingatkan agar data mikro tidak asal dipublikasikan begitu saja.
Jika tidak dikelola dengan hati-hati, data pribadi justru malah bisa bocor dan menimbulkan masalah hukum maupun sosial.
"Meskipun harus hati-hati data mikro gak boleh bocor karena itu jadi rahasia pribadi orang. Hati-hati dashboard-nya dijaga jangan asal upload," ungkapnya.
Ia mendorong Komdigi untuk menyatukan data tersebut.
"Saya kira dengan cara begitu kita akan mendapatkan suatu ekosistem baru yang kemudian berbasis digital," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Satu Kata Misteri dari Pengacara Pratama Arhan Usai Sidang Cerai dengan Azizah Salsha
- 15 Titik Demo di Makassar Hari Ini: Tuntut Ganti Presiden, Korupsi CSR BI, Hingga Lingkungan
- 3 Negara yang Bisa Gantikan Kuwait untuk Jadi Lawan Timnas Indonesia di FIFA Matchday
- Liga Inggris Seret Nenek ke Meja Hukum: Kisah Warung Kopi & Denda Ratusan Juta yang Janggal
- Deretan Kontroversi yang Diduga Jadi Alasan Pratama Arhan Ceraikan Azizah Salsha
Pilihan
-
Jangan Tertipu Tampilan Polosnya, Harga Sneaker Ini Bisa Beli Motor!
-
Tom Haye ke Persib, Calvin Verdonk Gabung ke Eks Klub Patrick Kluivert?
-
Alasan Federico Barba Terima Persib, Tolak Eks Klub Fabio Grosso
-
Siapa Federico Barba? Anak Emas Filippo Inzaghi yang Merapat ke Persib
-
Stok BBM Shell Kosong Lagi, Kapan Kembali Tersedia?
Terkini
-
Danais Dipangkas, Bagaimana Nasib Event Budaya Bantul di Tahun 2026?
-
Jogja Jadi Pusat Smart City Nasional 2025: JSS Jadi Kunci, Integrasi Data Dikebut
-
Ratusan Buruh Geruduk DPRD DIY, Kibarkan Bendera One Piece dan Desak Pemerintah Penuhi Tuntutan
-
Dana Transfer Dipangkas Rp250 M, Pemkot Jogja Lakukan Strategi Refocusing Anggaran
-
Jangan Sampai Ketinggalan, Ini 3 Link Aktif Raih DANA Kaget secara Cuma-cuma