- Hilmy Muhammad ikut menanggapi terkait dalang perusakan hingga penjarahan yang tak segera diungkap
- Anggota DPD RI ini melihat Presiden hingga Kapolri sudah menyebutkan adanya dugaan makar namun pelaku tak segera diungkap
- Presiden diingatkan tak hanya beretorika namun segera membuktikan secara nyata siapa dalangnya
SuaraJogja.id - Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) asal Daerah Istimewa Yogyakarta, Hilmy Muhammad, melontarkan keras terhadap penanganan kerusuhan dan penjarahan yang terjadi beberapa waktu lalu.
Pasalnya hingga kini negara belum menunjukkan langkah nyata dalam mengungkap dalang di balik peristiwa tersebut.
Menurut pria yang akrab disapa Gus Hilmy itu, rakyat membutuhkan bukti nyata bukan sekadar pernyataan moral.
"Saya menghargai sikap Presiden yang menolak kerusuhan dan menekankan penegakan hukum, kemudian akan mereformasi kepolisian. Tetapi rakyat membutuhkan bukti nyata, bukan sekadar pernyataan moral. Jangan setengah hati," kata Gus Hilmy dalam pernyataan tertulisnya pada Jumat (12/9/2025).
Ia menyebut seharusnya persoalan ini tidak dibiarkan secara berlarut-larut.
"Apalagi sudah beberapa hari, sejumlah pelaku sudah ditetapkan, namun tidak ada perkembangan soal siapa aktor intelektualnya. Ini yang meresahkan," ucapnya.
Anggota Komite II DPD RI tersebut menyoroti bahwa Kapolri sudah menyampaikan indikasi kerusuhan.
Tak hanya itu Presiden Prabowo sendiri telah menyebut ada potensi makar.
Namun hingga kini publik tidak melihat pendalaman serius terkait berbagai pernyataan tersebut.
Baca Juga: Terungkap! Aliansi Jogja Memanggil Sebut Aksi di Polda DIY Tak Terkendali Akibat Ini
"Kalau Kapolri sudah lapor dan Presiden sudah bicara soal potensi makar, lantas sejauh mana tindak lanjutnya? Analisis-analisis intelijen yang beredar kenapa tidak didalami? Apa peran intelijen kita? Wong soal terorisme saja bisa cepat diungkap, kok dalam kasus ini seolah-olah tidak ada kejelasan siapa dalangnya," tuturnya.
"Padahal peristiwa ini punya pola dan indikasi nyata. Kan ada beberapa yang ditangkap. Sebenarnya bisa dilakukan pendalaman dan penyelidikan lebih lanjut. Ada apa sebenarnya?" tambahnya.
Ia menegaskan, kerusuhan dan penjarahan ini jelas bukan aspirasi murni warga negara.
Melainkan ulah provokator yang harus segera diungkap.
Jika Polri hanya berhenti pada pelaku lapangan, maka hukum telah gagal menyentuh akar masalah.
"Jangan sampai kasus sebesar ini menguap begitu saja, sementara kerugian akibat pengrusakan fasilitas umum sudah lebih dari Rp1,2 triliun. Kapolri harus berani membuktikan kinerjanya," tambahnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- 7 Rekomendasi Lipstik Mengandung SPF untuk Menutupi Bibir Hitam, Cocok Dipakai Sehari-hari
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Lipstik Halal dan Wudhu Friendly yang Aman Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
Pilihan
-
Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
-
Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
-
Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
-
Pabrik Sepatu Merek Nike di Tangerang PHK 2.804 Karyawan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah mulai Rp 1 Jutaan, Cocok untuk Ojol!
Terkini
-
Bantul Rombak Pejabat Tinggi! Ini Alasan dan Janji Bupati Soal Pelayanan Publik
-
Strategi Jitu Jogja Dongkrak Wisata Saat Sepi Pengunjung, Ini Rahasianya
-
Setahun Prabowo-Gibran: Kedaulatan Energi Nol Besar! Pengamat: Kebijakan Setengah Hati
-
DANA Kaget Gratis untuk Warga Jogja, Jangan Sampai Ketinggalan, Ini 3 Link Aktifnya
-
DIY Siaga, BMKG Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem dan Bencana Susulan Mengintai