- Aksi demo di Indonesia beberapa waktu terakhir berdampak pada tingkat kunjungan wisatawan
- Penanganan isu perlu dilakukan agar tak membuat wisatawan mancanegara khawatir untuk berlibur
- Maka dari itu pengembangan wisata termasuk peningkatan kualitas juga harus jadi perhatian
SuaraJogja.id - Sektor pariwisata Indonesia kembali diuji oleh situasi keamanan akibat kerusuhan yang terjadi saat unjukrasa di berbagai daerah beberapa waktu terakhir.
Belum lagi derasnya arus pemberitaan negatif yang menjadikan wisatawan, termasuk luar negeri takut masuk ke Indonesia.
Sensitivitas wisatawan mancanegara terhadap isu keamanan, politik, maupun bencana membuat pasar ini rentan terganggu.
"Wisatawan asing itu sangat peka terhadap isu-isu. Sedikit ada pemberitaan negatif langsung berpengaruh, padahal kenyataannya sering tidak sesuai dengan yang diberitakan," papar ahli pariwisata , Prof Sugiarto dikutip Minggu (14/9/2025).
Menurut Ketua Prodi S3 Pariwisata Stipram ini, kondisi ini menuntut pemerintah untuk mengubah strategi pembangunan pariwisata dengan memperkuat fokus pada wisatawan domestik.
Sebab, bila tidak dikelola dengan baik, reputasi pariwisata bisa jatuh hanya karena informasi yang tidak akurat.
"Karenanya penting sekali kita tahu tentang manajemen risiko, terutama risiko reputasi," ujarnya.
Berbeda dengan turis mancanegara, wisatawan domestik dinilai lebih tahan terhadap isu-isu negatif.
Mereka mengenal kondisi nyata, sehingga tidak mudah terpengaruh oleh kabar yang simpang siur.
Baca Juga: Tragis! Mahasiswa Amikom Meninggal Usai Ikut Aksi Unjuk Rasa, Kampus Berharap Penjelasan Polda DIY
Ia menilai karakteristik masyarakat Indonesia yang kreatif, komunal, dan terbiasa berbagi menjadi modal besar bagi keberlanjutan industri.
Karenanya bila wisatawan asing menurun, wisatawan domestik bisa jadi penyelamat.
"Mau dibilang Indonesia resesi, nyatanya tempat-tempat wisata tetap ramai. Orang Indonesia selalu punya cara untuk tetap berwisata, meski dana terbatas. Jadi pemerintah jangan hanya membidik pasar luar negeri, tapi juga harus serius menyiapkan paket wisata, promosi, dan pelayanan yang ramah bagi pasar dalam negeri," tandasnya.
Meski kisruh keamanan dan isu politik kerap menjadi ancaman, Sugiarto tetap optimis sektor pariwisata Indonesia kembali akan tumbuh.
Menurutnya, sifat masyarakat yang gemar berwisata, kreativitas yang tinggi, serta ketahanan dalam kondisi ekonomi sulit menjadi faktor penopang.
Apalagi pariwisata Indonesia pernah jadi kontributor nomor dua Produk Domestik Bruto (PDB) setelah migas. Itu artinya kemajuannya luar biasa.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
Terkini
-
Paku Buwono XIII Wafat: Prosesi Pemakaman Raja di Imogiri Akan Digelar dengan Adat Sakral
-
Sleman Darurat Stunting: 4 Kecamatan Ini Jadi Sorotan Utama di 2025
-
3 Link Saldo DANA Gratis Langsung Cair, Buruan Klaim DANA Kaget Sekarang
-
Dibalik Keindahan Batik Giriloyo: Ancaman Bahan Kimia dan Solusi Para Perempuan Pembatik
-
Target PAD Bantul di Ujung Mata: Strategi Jitu Siasati Pengurangan Dana Transfer Pusat Terungkap