- Ahmad Dofiri menjadi Penasihat Khusus Presiden Bidang Keamanan, Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas), dan Reformasi Kepolisian
- Dofiri sempat menjabat sebagai Kapolda DIY 2016-2019
- Dofiri diharapkan mampu merumuskan strategi dan program yang komprehensif untuk mewujudkan Polri yang lebih baik
SuaraJogja.id - Di tengah dinamika perpolitikan dan hukum nasional, nama Komisaris Jenderal Polisi (Purn) Ahmad Dofiri kembali mencuat setelah Presiden Prabowo Subianto menunjuknya sebagai Penasihat Khusus Presiden Bidang Keamanan, Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas), dan Reformasi Kepolisian.
Penunjukan ini bukan hanya penegasan atas rekam jejaknya yang cemerlang, melainkan juga menandai babak baru dalam upaya perbaikan institusi Polri yang menjadi sorotan publik.
Dari Indramayu ke Puncak Karier Bhayangkara
Ahmad Dofiri lahir di Indramayu, Jawa Barat, pada tanggal 4 Juni 1967.
Sosoknya dikenal sebagai salah satu lulusan terbaik Akademi Kepolisian (Akpol) angkatan 1989, di mana ia meraih penghargaan Adhi Makayasa yang prestisius.
Perjalanan kariernya di Korps Bhayangkara diwarnai dengan berbagai penugasan penting dan strategis, menunjukkan kapabilitasnya dalam memimpin dan mengelola berbagai sektor kepolisian.
Salah satu jabatan penting yang pernah diembannya adalah Kepala Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta (Kapolda DIY) dari 14 November 2016 hingga 6 Desember 2019.
Selama menjabat di Kota Pelajar, Dofiri dikenal atas komitmennya dalam menanggulangi kasus-kasus kejahatan jalanan yang meresahkan masyarakat, yang dikenal dengan sebutan klitih.
Ia secara aktif mengimbau seluruh pihak, mulai dari orang tua, sekolah, hingga anggota kepolisian, untuk bersama-sama memerangi fenomena tersebut melalui peningkatan patroli, razia, serta pengawasan.
Baca Juga: Polisi Tegaskan Pelaku Pelemparan Bom Molotov Pos Polisi Tak Ikut Aksi Berujung Ricuh di Polda DIY
Dofiri juga memastikan bahwa setiap kasus klitih akan ditindaklanjuti dan para pelakunya diproses hukum, menunjukkan keseriusan Polda DIY di bawah kepemimpinannya dalam menjaga kamtibmas.
Ketegasan di Balik Kasus Sensasional Ferdy Sambo
Kredibilitas Ahmad Dofiri semakin menguat ketika ia terlibat dalam penanganan salah satu kasus paling mengguncang institusi Polri, yaitu kasus "Polisi Tembak Polisi" yang menyeret mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri, Irjen Pol Ferdy Sambo.
Dofiri didapuk sebagai Ketua Komisi Kode Etik Polri (KKEP) yang menyidangkan pelanggaran etik Ferdy Sambo pada Agustus 2022.
Di hadapan publik, Dofiri memimpin sidang yang menjatuhkan sanksi tegas berupa Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) atau pemecatan terhadap Ferdy Sambo.
Keputusan ini diambil karena Ferdy Sambo terbukti melakukan pelanggaran berat Kode Etik Profesi Polri, termasuk keterlibatannya dalam tindak pidana pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Prediksi Timnas Indonesia U-17 vs Zambia: Garuda Muda Bidik 3 Poin Perdana
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Stagnan, Tapi Antam Masih Belum Tersedia
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
Terkini
-
Penghormatan Terakhir, Raja Keraton Jogja, Sultan HB X Dijadwalkan Melayat Paku Buwono XIII Besok
-
Pemakaman PB XIII di Imogiri: Menguak Kisah Kedhaton yang Belum Selesai
-
Pemakaman PB XIII Digelar di Imogiri, Abdi Dalem Mulai Siapkan Keranda dan Liang Lahat
-
Gunung Merapi Luncurkan 9 Kali Awan Panas Sejak kemarin, Jarak Terjauh Capai 2,5 Kilometer
-
Paku Buwono XIII Wafat: Prosesi Pemakaman Raja di Imogiri Akan Digelar dengan Adat Sakral