- Gunungan sampah di Jogja jadi sorotan
- Pemkot Jogja masih diberikan izin untuk mengirim sampah ke TPA Piyungan
- Pengiriman sampah ke TPA Piyungan bukan solusi dan harus mencari alternatif lain
SuaraJogja.id - Gunungan sampah masih terlihat di sejumlah depo sampah Kota Yogyakarta pada Rabu (17/9/2025).
Meski truk-truk besar telah dikerahkan setiap hari untuk mengangkut sebagian tumpukan, volume yang masuk jauh lebih banyak dibandingkan kapasitas angkut.
Kondisi darurat inilah yang akhirnya membuat Pemda DIY memberi izin Pemkot Yogyakarta untuk kembali mengirim sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan, meski kapasitasnya kian menipis.
Sebab persoalan sampah Kota Yogyakarta sulit terpecahkan karena keterbatasan lahan dan minimnya solusi mandiri.
"Sudah, [wali kota jogja] sudah bicara sama saya. Bisa masuk [ke TPA Piyungan] sampai akhir tahun ini," papar Gubernur DIY, Sri Sultan HB X di Yogyakarta, Rabu (17/9/2025).
Sultan mengatakan, dirinya sudah bertemu langsung dengan Wali Kota Jogja Hasto Wardoyo untuk membicarakan kuota tambahan di TPA Piyungan.
Kota Yogyakarta berbeda dengan kabupaten yang masih memiliki ruang untuk mengolah sampah, Kota Jogja hampir tak punya pilihan pembuangan sampah.
Apalagi kabupaten lain tidak bisa menampung sampah dari Kota Yogyakarta. Sebab mereka juga punya permasalahan yang hampir serupa.
"Kota [Jogja] memang sulit karena tidak punya lahan. Di kabupaten, kabupatennya pada nggak mau, ya susah,” ujarnya.
Baca Juga: Revolusi Pilah Sampah di Yogyakarta Dimulai: Ribuan Ember Disebar, Ini Kata Wali Kota
Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY, Kusno Wibowo, mengungkapkan penumpukan sampah di depo membuktikan Kota Yogyakarta memang belum mandiri dalam pengelolaan.
Sedangkan izin membuang ke TPA Piyungan bukan solusi permanen melainkan jalan darurat.
"Semua perlu proses. Sampai saat ini prosesnya belum sampai ke kemandirian. Artinya belum mandiri. Harapannya ke depan bisa mandiri," tandasnya.
Kusno menyebut hingga pertengahan September 2025 sudah ada sekitar 90 ton sampah dari Kota Yogyakarta yang dikirim ke TPA Piyungan.
Namun, angka ini masih jauh dari total produksi harian Kota Jogja yang mencapai 300 ton.
"Kapasitas sisa daya tampung kita sampai akhir tahun ini hanya 2.400 ton. Itu sudah kami slotkan untuk Kota, karena Sleman dan Bantul dialokasikan di luar itu," jelasnya,
Dengan asumsi itu, lanjut Kusno, maka pada Januari 2026 Kota Yogyakarta seharusnya tidak lagi membuang sampah ke TPA Piyungan.
Namun DLHK akan melihat kondisi lapangan, apakah masih memungkinkan atau benar-benar full.
"Perencanaan kami demikian karena secara teknis sudah penuh di sana. Tapi masih memungkinkan sampai akhir tahun 2025 dalam kondisi tertentu," ungkapnya.
Sebelumnya Hasto mengungkapkan sejak Agustus 2025, jatah Kota Yogyakarta untuk mengirim sampah ke TPA Piyungan hanya 600 ton per bulan. Angka ini jauh di bawah produksi sampah harian.
"Ini kondisi cukup darurat, karena begitu Piyungan hanya bisa menerima 600 ton sebulan sedangkan kita produksi 300 ton sehari. Bisa Anda bayangkan itu," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
Terkini
-
Bantul Optimis Swasembada Beras 2025: Panen Melimpah Ruah, Stok Aman Hingga Akhir Tahun
-
Sampah Menggunung: Jogja Kembali 'Numpang' Piyungan, Kapan Mandiri?
-
Terjebak dalam Pekerjaan? Ini Alasan Fenomena 'Job Hugging' Marak di Indonesia
-
Revolusi Pilah Sampah di Yogyakarta Dimulai: Ribuan Ember Disebar, Ini Kata Wali Kota
-
Dua Bulan Berlalu, Kasus Makam Diplomat Diacak-acak 'Ngambang', JPW Desak Polisi Tindaklanjuti