- Aksi simbolik yang membawa sapi dengan wajah Prabowo dilakukan di depan Bundaran UGM
- Massa aksi mengkritisi program dan sikap Prabowo terkait MBG dan dukungan ke Israel
- Prabowo seharusnya mendukung penuh kemerdekaan Palestina tanpa embel-embel dukungan ke Israel
SuaraJogja.id - Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (BEM KM UGM) menggelar aksi simbolik di kawasan Bundaran UGM pada Rabu (24/9/2025).
Di tengah aksi tersebut, dibawa pula seekor sapi yang kepalanya ditempeli foto wajah Presiden Prabowo Subianto.
Sementara seorang peserta aksi mengenakan topeng Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya untuk mendampingi sapi tersebut.
Beberapa spanduk bernada kritis pun turut menghiasi lokasi aksi. Di antaranya bertuliskan 'Omon-Omon Prabowo', 'September Hitam, Menolak Lupa'.
Ketua BEM KM UGM, Tiyo Ardianto, menjelaskan aksi ini dimulai dengan mendengarkan bersama pidato Presiden Prabowo di Sidang PBB ke-80 yang digelar semalam.
Menurut Tiyo, penggunaan sapi bukan dimaksudkan sebagai penghinaan.
Ia menegaskan bahwa hewan tersebut dipakai sebagai simbol satir untuk menyampaikan kritik.
Tepatnya sebagai simbol satir ini dimaksudkan sebagai kritik bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang hanya menampilkan citra pemberi nutrisi.
Tetapi mengabaikan amanat konstitusi dan keselamatan rakyat.
Baca Juga: Rekam Jejak Ahmad Dofiri, Mantan Kapolda DIY yang Ditunjuk Prabowo untuk Reformasi Polri
"Sapi itu bukan tanda penghinaan hewan tidak lebih rendah dari manusia. Sapi adalah simbolisme pemberi nutrisi bukankah itu yang dicita-citakan oleh Presiden dengan program MBG tetapi tugas Presiden bukan hanya memberi nutrisi tugas Presiden adalah melaksanakan amanah konstitusi," kata Tiyo, kepada wartawan, Rabu (24/9/2025).
Dalam aksinya, BEM KM UGM juga menyoroti persoalan keracunan massal akibat program MBG yang dilaporkan menelan korban 6.542 anak.
"Korban keracunan itu tidak hanya angka, mereka adalah anak-anak dari ayah dan ibu rakyat Indonesia," ucapnya.
Menurutnya Presiden Prabowo tak boleh tinggal diam terkait maraknya kasus keracunan dari MBG tersebut.
"Kalau dengan segala kelengkapan alat negara Presiden justru melaksanakan pengabaian terhadap pengawasan, maka MBG ini jangan-jangan bukan makan bergizi gratis tapi makan beracun genosida," ujarnya.
Selain soal kesehatan, mahasiswa UGM itu mengkritisi alokasi anggaran MBG yang dinilai menggerus hak pendidikan anak Indonesia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
-
Seluruh Gubernur Wajib Umumkan Kenaikan UMP 2026 Hari Ini
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
Terkini
-
Pastikan Keamanan Ibadah Natal 2025, Polda DIY Sterilisasi Puluhan Gereja
-
Tak Ada Larangan Kembang Api di Jogja, Masyarakat Diminta Rayakan Tahun Baru dengan Bijak
-
Tren Arus Libur Nataru Meningkat Tajam: 371 Ribu Kendaraan Masuk DIY
-
UMP DIY Diketok Rp2,4 Juta, Gunungkidul Tetap Terendah
-
Konser Solidaritas Jogja Hanyengkuyung Sumatra Kumpulkan Rp836 Juta, Donasi Masih Dibuka