- Penyelesaian sampah di Kota Jogja dilakukan dengan mencoba berbagai hal
- Kali ini Pemkot Jogja menggandeng Unit Pupuk Organik untuk atasi sampah dan mendukung pertanian
- Dengan pembangunan instalasi UPO, masalah sampah bisa sedikit terselesaikan
SuaraJogja.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta segera membangun Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPO) di Jalan Sidomulyo, Bener, Tegalrejo.
Hal ini sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan sampah organik.
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menilai pembangunan unit pengolahan tersebut merupakan langkah strategi dalam mengatasi permasalahan sampah di Kota Jogja.
Sekaligus memperkuat ketahanan pangan dan pertanian berkelanjutan di wilayah kota.
"Kami ingin membuat unit pengolah pupuk organik di sini, karena masih ada sawah yang kita miliki, tidak ada salahnya kalau kita mencoba membuat pupuk sendiri," kata Hasto, dikutip, Jumat (10/10/2025).
"Saat ini pupuk organik sedang diunggulkan, karena apa pun yang berbasis organik itu lebih sehat," imbuhnya.
Disampaikan Hasto, bahan dasar pembuatan pupuk organik dapat diperoleh dari sampah organik yang ada di lingkungan sekitar.
Mulai dari daun-daun kering hasil sapuan jalan dan limbah organik rumah tangga.
Upaya tersebut, tidak hanya bermanfaat bagi pertanian, tetapi juga membantu mengurangi timbunan sampah di kawasan perkotaan.
Baca Juga: Yogyakarta Darurat Kesehatan Mental: Krisis Depresi dan Gangguan Jiwa Mengintai Generasi Muda
"Daun-daun kering itu bisa kita manfaatkan untuk pupuk organik yang sehat. Nantinya kegiatan ini akan terintegrasi dengan sistem pertanian, karena kebutuhan di bidang pertanian itu saling terkait," ungkapnya.
Hasto menargetkan pembangunan unit pengolahan pupuk organik tersebut dapat diselesaikan dan paling lambat beroperasi pada bulan Desember tahun ini.
"Desember kita jadikan deadline, kalau bisa sebelum itu lebih baik," tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kota Yogyakarta, Sukidi, menjelaskan bahwa pembangunan UPO di Sitimulyo merupakan bagian dari konsep integrated farming atau pertanian terpadu yang menggabungkan pengelolaan sampah dengan pemanfaatan hasilnya bagi pertanian kota.
Pihaknya mengungkapkan bahwa pupuk yang dihasilkan dari unit ini nantinya akan dimanfaatkan untuk kebutuhan pertanian di wilayah Kota Yogyakarta, sekaligus menjadi media tanam yang ramah lingkungan.
"Luas bangunan hanggar yang kami rencanakan sekitar 200 hingga 300 meter persegi. Proses pengolahannya dimulai dengan mencacah bahan organik menggunakan chopper, sehingga ukurannya kecil dan siap melalui tahap fermentasi hingga menjadi pupuk," ungkap Sukidi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Oktober: Klaim 16 Ribu Gems dan Pemain 110-113
- Jepang Berencana Keluar dari AFC, Timnas Indonesia Bakal Ikuti Jejaknya?
- Here We Go! Peter Bosz: Saya Mau Jadi Pelatih Timnas yang Pernah Dilatih Kluivert
- Daftar HP Xiaomi yang Terima Update HyperOS 3 di Oktober 2025, Lengkap Redmi dan POCO
- Sosok Timothy Anugerah, Mahasiswa Unud yang Meninggal Dunia dan Kisahnya Jadi Korban Bullying
Pilihan
-
Hasil Drawing SEA Games 2025: Timnas Indonesia U-23 Ketiban Sial!
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
-
Alhamdulillah! Peserta Magang Nasional Digaji UMP Plus Jaminan Sosial dari Prabowo
Terkini
-
Cara Sukses Klaim DANA Kaget: Dijamin Dapat Saldo Setiap Hari
-
Makan Bergizi Gratis Gunungkidul Terancam? Dapur SPPG Banyak yang Belum Bersertifikat
-
Rumah Warga di Kulon Progo Terancam Longsor Akibat Tambang Ilegal: Tinggal Sejengkal dari Maut
-
Rapat Perdana UMK 2026 Gunungkidul Digelar: Akankah Ada Kenaikan Signifikan? Ini Bocorannya
-
5 Minuman Khas Jogja Pelepas Dahaga saat Lelah Berkeliling Wisata di Cuaca Panas