Muhammad Ilham Baktora
Senin, 13 Oktober 2025 | 16:15 WIB
Kawasan Menara Kopi di Kotabaru, Jogja tempat pedagang dan jukir eks TKP ABA berjualan, Senin (9/6/2025). [Kontributor/Putu]
Baca 10 detik
  • Relokasi PKL eks TKP ABA tak memberikan perubahan ekonomi yang dijanjikan Pemkot Jogja
  • Pedagang yang pindah ke bekas Menara Kopi tak memiliki pelanggan
  • Para pedagang bakal kembali berjualan di sekitar Tempat Parkir ABA karena lebih banyak wisatawan

SuaraJogja.id - Setelah lebih dari lima bulan direlokasi dari kawasan eks TKP ABA Malioboro ke kawasan Menara Kopi, para pedagang kaki lima (PKL) saat ini harus gigit jari.

Harapan akan tempat baru yang lebih tertata dan ramai pengunjung belum juga terwujud.

PKL dan juru parkir tidak banyak mendapatkan pemasukan, termasuk saat akhir pekan.

Sulitnya akses masuk bus-bus besar ke Menara Kopi ditambah dibukanya kawasan parkir baru di Jalan Margo Utomo membuat Menara Kopi sepi wisatawan.

"Kita ini sudah hampir enam bulan tidak ada armada wisata sama sekali yang masuk ke tempat kami. Bus-bus wisata yang biasanya menurunkan penumpang di sekitar sini sekarang parkirnya di Mangkubumi [Jalan Margo Utomo]," papar Wakil Ketua Paguyuban Keluarga Besar ABA, Agil Haryanto di Yogyakarta, Senin (13/10/2025).

Sejak arus kendaraan wisata beralih ke Jalan Margo Utomo dan lainnya, Menara Kopi justru sepi bus masuk.

Akibatnya perekonomian di kawasan itu berhenti karena omzet pedagang maupun juru pakir pun turun drastis, bahkan banyak yang memilih berhenti berjualan.

Para pedagang yang dulu bisa mengandalkan wisatawan Malioboro kini harus menunggu seharian tanpa pembeli.

Bahkan, juru parkir dan pekerja kecil lain yang biasanya hidup dari aktivitas di sekitar kawasan ikut kehilangan penghasilan.

Baca Juga: Jogja Bergerak Lawan Kanker Payudara, 3.000 Perempuan Ikut Skrining, Wali Kota Beri Edukasi

Sekarang banyak pedagang yang memilih tutup karena tidak ada pembeli.

Juru parkir juga banyak yang berhenti karena tidak ada kendaraan yang masuk.

"Kalau dulu, sehari bisa dapat cukup buat makan dan bayar listrik. Sekarang, jangankan itu, untuk bayar iuran BPJS aja berat. Pedagang yang buka paling dua-tiga orang aja. Kalau enggak ada bus, ya mereka tutup. Percuma buka kalau enggak ada yang lewat," sebut dia.

Para pedagang menilai ada ketimpangan dalam penerapan aturan di kawasan Sumbu Filosofi.

Meski aturan menyebut kendaraan besar dilarang masuk ke eks TKP ABA, nyatanya banyak kendaraan wisata masih bebas keluar-masuk melalui Jalan Margo Utomo yang juga merupakan kawasan Sumbu Filosofi.

Dinas Perhubungan (dishub) dan Pemkot yang mengumbar janji ikut meramaikan Menara Kopi pun juga nyatanya tidak melakukannya.

Load More