Muhammad Ilham Baktora
Selasa, 14 Oktober 2025 | 14:32 WIB
Wamendiktisaintek, Fauzan menyampaikan paparannya terkait peran PT di Yogyakarta, Selasa (14/10/2025). [Kontri/Putu]
Baca 10 detik
  • Kasus stunting dan pincangnya MBG harus diselesaikan bersama
  • Lembaga pendidikan seperti kampus didorong untuk bisa turun tangan
  • Wamendiktisaintek, Fauzan meminta riset yang sudah dibuat oleh kampus harus diterapkan di masyarakata

SuaraJogja.id - Di tengah kompleksnya persoalan masyarakat saat ini, mulai dari isu stunting, kesehatan, pendidikan, maraknya kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) hingga tantangan sosial ekonomi pascapandemi, perguruan tinggi dituntut tidak hanya menjadi menara gading ilmu pengetahuan.

Kampus harus hadir di tengah masyarakat sebagai pusat solusi dan penggerak perubahan.

Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi Wamendiktisaintek), Fauzan menyatakan, peran perguruan tinggi hari ini harus melampaui ruang kuliah dan laboratorium.

Sebab dunia pendidikan tinggi adalah pusat peradaban dan sumber ilmu pengetahuan yang memiliki tanggung jawab besar untuk turut menyelesaikan berbagai masalah bangsa.

"Produk-produk riset yang dimiliki kampus harus bermanfaat bagi masyarakat sekitar, bukan hanya berhenti di jurnal atau prototipe. Perguruan tinggi diharapkan meningkatkan peran dalam mengatasi persoalan masyarakat dengan ilmu dan teknologi," papar Fauzan usai hadir dalam Milad Unisa Yogyakarta, Selasa (14/10/2025) .

Selama ini, lanjutnya, masih banyak riset perguruan tinggi yang belum dimanfaatkan secara optimal.

Banyak di antaranya hanya tersimpan di rak atau sekadar menjadi laporan akademik.

Padahal di balik temuan-temuan ilmiah tersebut tersimpan potensi besar untuk menyelesaikan persoalan konkret di masyarakat, mulai dari kesehatan ibu dan anak, gizi buruk, hingga inovasi teknologi tepat guna bagi desa.

"Sudah saatnya perguruan tinggi bertransformasi. Ilmu pengetahuan itu wajib memberi kontribusi bagi masyarakat. Jangan hanya menjadi menara gading yang jauh dari realitas sosial," tandasnya.

Baca Juga: Waspada Pestisida, Strategi Yogyakarta Jamin Pangan Aman Bebas Bahan Berbahaya

Fauzan menyebut, pemerintah tengah mendorong agar hasil riset tidak berhenti pada tataran ide, tetapi dapat dihilirisasi menjadi solusi nyata.

Berbagai skema pendanaan riset dan pengabdian masyarakat kini diarahkan untuk menjawab kebutuhan masyarakat, bukan sekadar memenuhi target publikasi ilmiah.

"Kita punya program riset dan pengabdian masyarakat, dan semua diarahkan untuk kepentingan masyarakat. Harapannya, tidak hanya Kementerian Pendidikan yang mendukung, tapi juga kementerian lain serta pemerintah daerah agar sinerginya lebih kuat," ungkapnya.

Ia mencontohkan persoalan stunting dan gizi anak yang hingga kini masih menjadi isu nasional. Kampus, katanya, memiliki sumber daya manusia, laboratorium, dan jejaring akademik yang bisa digerakkan untuk membantu pemerintah daerah menemukan solusi berbasis riset.

"Misalnya Unisa, dengan kompetensinya di bidang kesehatan dan gizi masyarakat, sangat relevan untuk terlibat dalam program penanggulangan stunting. Ini contoh nyata kontribusi kampus dalam menghadapi persoalan bangsa," paparnya.

Sementara Rektor Unisa Yogyakarta, Warsiti mengungkapkan kampus itu menjadikan riset dan pengabdian sebagai bagian dari tanggung jawab sosial kampus.

Load More