- Tantangan media saat ini adalah menjaga kebenaran dan kepercayaan publik
- Ketajaman dan kecerdasan audiens harus lebih tajam di era seperti sekarang
- Ancamannya demokrasi tercoreng terhadap oknum yang sengaja memperkeruh isu
"Media kehilangan pembaca, pembaca masuk situs berita lewat sosmed atau Google," tutur Elin.
Pergeseran tersebut membuat media kini lebih menyesuaikan diri pada selera atau kepentingan algoritma.
Elin menjelaskan bahwa ketergantungan terhadap platform digital telah menciptakan situasi paradoks. Kini media berlomba mengejar page view demi revenue.
Namun di sisi lain justru kehilangan kepercayaan publik terhadap media itu sendiri.
Ia menegaskan bahwa tantangan terbesar industri media saat ini adalah memulihkan kepercayaan publik dan memastikan keberlangsungan media di masa depan.
"PR terbesar adalah mengembalikan kepercayaan publik dan memastikan media masih ada di masa mendatang," tegasnya.
Disinformasi dan Demokrasi
Pandangan senada diungkapkan Abdul Gaffar Karim, dosen Departemen Politik dan Pemerintahan Fisipol UGM.
Ia menilai disinformasi dan algoritma kini telah mengancam bahkan merusak fondasi demokrasi.
Baca Juga: Setahun Prabowo-Gibran: Kedaulatan Energi Nol Besar! Pengamat: Kebijakan Setengah Hati
Demokrasi tak hanya dirusak lewat kecurangan saat pemilu saja. Melainkan ketika masyarakat tak lagi dapat membedakan fakta dan fiksi.
"Demokrasi rusak bukan hanya lewat kecurangan hari pemilu, melainkan lewat keruntuhan epistemik dalam kehidupan sehari-hari, ketika masyarakat tak mampu membedakan fakta dari fiksi," ucap Gaffar.
Menurut Gaffar, erosi kepercayaan publik dan penyempitan ruang sipil menjadi ancaman nyata di era industrialisasi misinformasi.
Industrialisasi misinformasi merupakan masalah besar masa kini.
Apalagi produksi konten palsu di internet sudah mencapai skala industri, bukan lagi hanya sebatas iseng.
Konten hiper-realistik seperti deepfake di rangkaian pemilu Asia-Pasifik 2024 bahkan mengikis kepercayaan publik pada institusi, dan sesama warga negara.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
Terkini
-
BRI Pastikan Pembayaran Dividen Interim Saham 2025 pada Januari 2026
-
Pohon Tumbang Jadi Momok saat Cuaca Ekstrem, BPBD DIY Waspadai Dampak Siklon Mendekat
-
Antisipasi Scam di Wisata Keraton Jogja saat Nataru, BPPD DIY Perketat Pengawasan
-
100 Tahun Perjuangan Perempuan Masih Jauh dari Keadilan, Stigma Korban KDRT Masih Seputar Pakaian
-
BRI Salurkan Bantuan Kemanusiaan di Puluhan Lokasi Bencana Sumatra, Bukti Komitmen Sosial