- Dua kabupaten di DIY menaikkan status siaga bencana di musim pancaroba ini
- Kulon Progo dan Gunungkidul bersiaga dengan kemungkinan dampak dari bencana alam nanti
- Relawan yang mayoritas warga dikerahkan untuk saling jaga
SuaraJogja.id - Dua kabupaten di DIY, yakni Kulon Progo dan Gunungkidul, telah menetapkan status siaga darurat bencana hidrometeorologi hingga 12 November 2025.
Penetapan ini dilakukan untuk mengantisipasi potensi bencana akibat cuaca ekstrem di wilayah DIY semakin meningkat.
Karenanya DPRD DIY mendesak Pemda bersikap lebih antisipatif dan responsif terhadap berbagai potensi bencana yang muncul seiring peningkatan intensitas hujan dan cuaca ekstrem di penghujung tahun ini.
"Pemda perlu ikut melakukan antisipasi lebih serius oleh seluruh jajaran pemerintah daerah," ujar Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto di Yogyakarta, Selasa (4/11/2025).
Menurut Eko, sepanjang tahun 2025, DIY sudah beberapa kali mengalami banjir, tanah longsor, serta peningkatan aktivitas Gunung Merapi.
Hal ini menunjukkan pentingnya kesiapsiagaan lintas instansi dan koordinasi yang lebih kuat di seluruh tingkatan pemerintahan.
Eko menyebut, langkah cepat Kulonprogo dan Gunungkidul dalam menetapkan status siaga darurat hidrometeorologi sebagai bentuk kesiapsiagaan menghadapi dampak hidrometeorologi.
Namun, ia menegaskan, dukungan penuh dari Pemda DIY tetap dibutuhkan agar langkah mitigasi di daerah rawan bencana bisa berjalan efektif.
"Kita akan ikuti bagaimana perkembangannya. Harapannya Pemda DIY memberikan support agar tidak ada korban jiwa maupun kerugian material," tandasnya.
Baca Juga: Waspada, Lonjakan Penyakit Landa Kulon Progo: ISPA Menggila, DBD Mengintai
Selain memberikan dukungan sumber daya, Eko menyebut koordinasi lintas instansi antara BPBD DIY, TNI, Polri, rumah sakit, dan pemerintah kabupaten/kota harus segera dilakukan.
Semua pihak pun harus memiliki rencana kontinjensi dan sistem peringatan dini yang berjalan efektif.
"Edukasi masyarakat harus terus dilakukan agar tangguh dan paham mitigasi bencana. Tujuannya meminimalkan korban dan kerugian," ungkapnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya telah memperingatkan potensi cuaca ekstrem dan curah hujan tinggi yang bisa memicu banjir, longsor, maupun angin kencang di sejumlah wilayah DIY.
Untuk itu masyarakat dan pemerintah di semua tingkatan untuk aktif memantau informasi hidrometeorologi dari BMKG serta menjaga kondisi lingkungan sekitar.
Relawan kebencanaan dan komunitas lokal, seperti desa dan kelurahan tangguh bencana, Tagana, Linmas, dan Jaga Warga diharapkan ikut memperkuat sistem mitigasi berbasis masyarakat.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Konser "Jogja Hanyengkuyung Sumatra": Kunto Aji hingga Shaggydog Ikut Turun Gunung
-
Danantara dan BP BUMN Siagakan 1.000 Relawan untuk Tanggap Darurat
-
Bantu Korban Sumatera, BRI Juga Berperan Aktif Dukung Proses Pemulihan Pascabencana
-
Anak Mantan Bupati Sleman Ikut Terseret Kasus Korupsi, Kejaksaan Buka Suara Soal Peran Raudi Akmal
-
Imbas Jembatan Kewek Ditutup, Polisi Siapkan Skema Dua Arah di Sekitar Gramedia-Bethesda