Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 05 November 2025 | 17:05 WIB
Prosesi pemakaman jenazah PB XIII di Makam Raja-Raja Mataram Imogiri, Rabu (5/11/2025). [Hiskia/Suarajoga]
Baca 10 detik
  • Gusti Benowo yang merupakan adik dari almarhum Paku Buwono XIII mengenang kebersamaan
  • Raja Keraton Surakarta tersebut memiliki wibawa tinggi sehingga disegani di Solo
  • Paku Buwono XIII meninggal di usia ke-77 tahun

SuaraJogja.id - Kenangan masa muda Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Benowo bersama kakaknya, mendiang Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan (SISKS) Paku Buwono XIII, masih begitu jelas dalam ingatannya.

Bagi Gusti Benowo, kebersamaan mereka bukan sekadar hubungan darah semata.

Lebih dari itu ada ikatan batin yang sudah terbangun sejak muda.

"Mau percaya atau tidak saya itu adik yang paling disayangi sama beliau, paling kulino, paling dekat. Selain saya itu seibu, mungkin sehati ya saya dengan beliau itu," kata Gusti Benowo mengenang kedekatan dengan sang kakak yang baru saja dimakamkan di Makam Raja-Raja Mataram Imogiri, Bantul, Rabu (5/11/2025).

Gusti Benowo bercerita, semasa muda mereka kerap bepergian berdua. Salah satu kenangan yang paling berkesan baginya adalah saat mendampingi sang ayah, Sinuhun Paku Buwono XII.

Saat itu, hanya dua orang yang dipercaya untuk menyetir mobil sang raja yakni dirinya dan Paku Buwono XIII.

"Jadi waktu mudanya pun saya itu sering pergi berdua sama beliau kemanapun saya itu sering diajak. Apalagi kalau nderekke Sinuhun Paku Buwono XII itu kalau yang nyopir tidak saya, pasti Sinuhun yang sekarang yang meninggal ini [PB XIII]," ujarnya.

"Karena kalau tidak dua orang itu beliau tidak mau, enggak tahu sebabnya apa," imbuhnya.

Diberi Banyak Petuah

Baca Juga: Masyarakat Antusias, Adik Paku Buwono XIII Sampaikan Terima Kasih Mendalam: Penghormatan Terakhir Sang Raja

Prosesi pemakaman jenazah PB XIII di Makam Raja-Raja Mataram Imogiri, Rabu (5/11/2025). [Hiskia/Suarajogja]

Gusti Benowo mengaku mendapatkan banyak petuah yang diberikan oleh sang kakak dalam perjalanannya.

Mulai dari soal kehidupan, tanggung jawab, serta tentang bagaimana menjaga kehormatan keluarga keraton.

"Banyak petuah-petuah yang diberikan kepada beliau, kepada kita kita ini sebagai penerus agar kita meneruskanlah para leluhur," ucapnya.

Salah satu pesan yang paling ia ingat adalah peringatan sang kakak agar tidak bermain-main dengan hadeging ratu atau sebuah istilah yang menggambarkan batas kekuasaan dan tanggung jawab seorang pemimpin.

Menurut Paku Buwono XIII, melangkahi takdir bisa membawa akibat fatal.

"Yang jelas beliau wanti-wanti, hati-hati jangan main-main dengan hadeging ratu karena sangat berbahaya. Karena kalau bukan jatahnya risikonya sangat besar, panjenengan percaya boleh, tidak, tidak masalah, kalau kuat jalan, kalau gak kuat sakit atau mati taruhannya hanya itu. Monggo silakan diartikan sendiri seperti apa itu," tandasnya.

Load More