Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 05 November 2025 | 17:53 WIB
Adik kandung mendiang Paku Buwono XIII, Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Benowo. [Hiskia/Suarajogja]
Baca 10 detik
  • Adik Paku Buwono XIII bicara soal penerus tahta Keraton Surakarta
  • Pengangkatan raja melalui sebuah kesepakatan yang harusnya saling menghormati
  • Harapannya situasi internal Keraton Surakarta tetap kondusif

SuaraJogja.id - Adik kandung mendiang Paku Buwono XIII, Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Benowo, menanggapi kabar munculnya sejumlah pihak yang mengklaim diri sebagai penerus tahta Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Ia mengaku telah mendengar beberapa nama yang menyatakan diri sebagai pengganti sang kakak tak lama setelah kabar duka menyebar.

"Jadi saya baru mendengar, apa betul atau enggak. Kalau misalnya iya, silakan siapapun mau mendeclarekan," kata Benowo, Rabu (5/11/2025).

"Nanti jangan-jangan saya juga medeclarekan diri sebagai pengganti Paku Buwono yang ke XIV," imbuhnya sarkas.

Gusti Benowo menegaskan bahwa suksesi raja bukan perkara klaim sepihak. Menurutnya, proses pengangkatan raja semestinya dilakukan dengan kebijaksanaan, bukan dengan ambisi pribadi.

"Tapi kan tidak pantas, mestinya kan harus ada mufakat, musyawarah demi kebaikan keraton. Ini kan bukan untuk kepentingan kita pribadi tapi demi kepentingan kebaikan keraton ke depan. Itu yang penting," tegasnya.

Disampaikan Gusti Benowo, menjadi raja bukan hanya soal garis keturunan.

Melainkan mempertimbangkan soal kemampuan untuk mengemban tanggung jawab besar menjaga warisan budaya leluhur.

Menurut dia, mengurus keraton bukan perkara yang sederhana. Lebih lanjut, Gusti Benowo menyebut kemampuan finansial juga menjadi faktor penting dalam keberlangsungan keraton.

Baca Juga: Masyarakat Antusias, Adik Paku Buwono XIII Sampaikan Terima Kasih Mendalam: Penghormatan Terakhir Sang Raja

"Soalnya ditinggali rumah yang sebesar itu, rumah, dikatakan rumah saja bukan keraton atau bukan kerajaan, itu mau ngopeni setengah mati, kalau kita tidak mempunyai kemampuan. Apalagi kalau kita tidak pandai mencari finansial untuk merawat keraton, mustahil bisa menjadi raja, jangan mimpi," ujarnya.

Meski begitu, ia berharap situasi internal Keraton Surakarta tetap kondusif. Gusti Benowo mengajak seluruh keluarga besar dan para kerabat untuk duduk bersama mencari mufakat.

"Ya sebetulnya kita mencoba nanti dengan saudara-saudara itu ayolah dibicarakan siapa yang mau dijadikan pengganti sama kakak saya misalnya seperti itu," ujarnya.

Terkait tradisi penunjukan penerus tahta, Gusti Benowo menjelaskan bahwa secara adat seharusnya keputusan itu berada di tangan raja yang sedang berkuasa.

Penunjukan itu pun tak selalu diberikan kepada anak tertua. Melainkan kepada yang dianggap layak secara spiritual dan moral oleh raja sebelumnya.

"Kalau penunjukan biasanya kalau menurut adat-adat pastilah ditunjuk dari bapaknya. Jadi bapaknya menunjuk, tidak harus yang tua. Enggak tau firasat bapaknya seperti apa menunjukkan anaknya iki loh anakku, itu contohnya Paku Buwono X itu juga bukan yang tertua," tandasnya.

Load More