"Setiap Kamis, anak-anak sekolah, dari TK, SD, SMP, SMA, sampai pemerintah daerah diwajibkan pakai bati geblek renteng. Kalau untuk anak-anak sekolah pakai dlereng, sementara pegawai tirto tejo atau gunungan," ungkap wanita yang juga aktif sebagai penari itu.
"Alhamdulillah, produk jadi berlipat. Apalagi, kalau ada kunjungan dari luar daerah, biasanya kita memberi suvenir batik khas Kulon Progo," imbuhnya.
Ari juga berharap, dengan adanya pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA), UMKM batik di Kulon Progo bisa lebih berkembang.
"Semoga dengan adanya bandara, pembatik Kulon Progo mendapat ruang dan pendapatan yang lebih," ungkap Ari.
Baca Juga:The Local Plant Market Hadir di Batik 81 Jakarta, Catat Tanggalnya!