"Ada di lima kota yang dibuka, dan pada saat itu juga dibuka fakultas-fakultas eksakta. Ada fakultas kedokteran, fakultas peternakan, fakultas teknik, dan fakultas farmasi pada saat itu," kata Fathul Wahid.
"Sampai Prof Sardjito meninggal pada tahun 1970, saat itu beliau belum menyelesaikan masa amanahnya, UII tersebar di delapan kota dengan 22 fakultas. Itu adalah lebatnya buah yang ditanamkan, yang ditawarkan, yang dibuat oleh rektor ke-3 UII tersebut," katanya lagi.
Di samping itu, Fathul Wahid mengungkapkan, selama mengabdi di UII, Sardjito tak pernah menerima gaji maupun uang sidang karena menurutnya, memberilah yang akan membuat manusia menjadi lebih kaya.
"Itulah nilai-nilai yang mereka tanamkan kepada kami dan sekarang tanggung jawab kami untuk merawat nilai-nilai itu," pungkas Fathul Wahid.
Baca Juga:Sardjito Rektor Pertama UGM Dikukuhkan sebagai Pahlawan Nasional
Selain Abdul Kahar Mudzakkir dan Sardjito, Jokowi juga memberikan gelar pahlawan untuk empat tokoh lainnya.
Penganugerahan gelar pahlawan nasional dua hari menjelang peringatan Hari Pahlawan itu berdasar pada Keputusan Presiden nomor 120/TK/2019 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional.
Berikut enam tokoh yang dianugerahi gelar pahlawan nasional:
- Ruhanna Kudus, Sumatera Barat
- Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi, Sulawesi Tenggara
- Prof Sardjito, Daerah Istimewa Yogyakarta
- Prof Abdul Kahar Mudzakkir, Daerah Istimewa Yogyakarta
- AA Maramis, Provinsi Sulawesi Utara
- KH Masjkur, Jawa Timur.
Baca Juga:Mahfud MD Pamit Dari Ketua Penasehat Keistimewaan DIY dan Kampus UII