Syafii Maarif: Jangan Serampangan, Penghapusan UN Beda dengan Gojek

Mendikbud harus mengajak banyak pihak, termasuk pakar pendidikan untuk membahas kebijakan tersebut.

Rendy Adrikni Sadikin
Kamis, 12 Desember 2019 | 16:35 WIB
Syafii Maarif: Jangan Serampangan, Penghapusan UN Beda dengan Gojek
Syafii Maarif.(Suara.com/Putu Ayu Palupi)

SuaraJogja.id - Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhamamdiyah, Syafii Maarif mengomentari kebijakan penghapusan Ujian Nasional (UN) yang digagas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim. Buya--sapaan Syafii Maarif---meminta kebijakan itu dikaji ulang.

Penggantian sistem ujian yang rencananya akan dilaksanakan pada 2021 itu berbeda dengan pengelolaan Gojek sebagai perusahaan startup yang dikembangkan Nadiem. Mendikbud harus mengajak banyak pihak, termasuk pakar pendidikan untuk membahas kebijakan tersebut.

“Ini bukan Gojek, pendidikan ini. Jangan serampangan,” ungkap Buya di UMY, Kamis (12/12/2019).

Menurut Buya, penghapusan UN tidak bisa serta merta dilakukan. Sebab di banyak negara, ujian semacam itu dilaksanakan dalam rangka menjaga standar mutu pendidikan.

Baca Juga:Ibu di Wonogiri Tewas usai Tenggak Racun Serangga, 2 Anak Ikut Dicekoki

Kalau kebijjakan penghapusan UN tetap dipaksakan maka dikhawatirkan mempengaruhi semangat peserta didik untuk bersekolah. Tidak ada standar yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana kompefensi yang mereka raih.

“Artinya, ditinjau dari segala perspektif ya.Jangan serampangan,” ungkapnya.

Sebelumnya Mendikbud menyatakan, sistem UN akan diubah menjadi asesmen kompetensi minimum. Selain itu survei karakter yang dianggap bisa membuat siswa dan sekolah lebih tertantang dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Kontributor: Putu Ayu Palupi

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Baca Juga:Overwatch Game Terpopuler di Situs Dewasa Selama 2019, Kalahkan Fortnite

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak