Jadi Pejuang Inklusi, Istri Mendiang Gus Dur Raih Doktor Honoris Causa

Penganugerahan gelar Dr HC dalam bidang Sosiologi Agama ini dilaksanakan di UIN Sunan Kalijaga, Rabu (18/12/2019).

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Rabu, 18 Desember 2019 | 15:15 WIB
Jadi Pejuang Inklusi, Istri Mendiang Gus Dur Raih Doktor Honoris Causa
Istri alm Gus Dur, Sinta Nuriyah Wahid, mendapat gelar DR Hc dalam bidang Sosiologi Agama di UIN Sunan Kalijaga, Rabu (18/12/2019). - (SUARA kontributor/Putu)

SuaraJogja.id - Istri Presiden Keempat RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, mendapatkan gelar kehormatan Doktor Honoris Causa (Dr HC). Gelar ini diberikan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga karena Sinta dinilai menjadi pejuang inklusi bagi kaum difabel dan marjinal.

Penganugerahan gelar Dr HC dalam bidang Sosiologi Agama ini dilaksanakan di UIN Sunan Kalijaga, Rabu (18/12/2019). Dalam kesempatan ini hadir sejumlah pejabat, seperti Menko Polhukam Mahfud MD, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, serta Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Yudian Wahyudi.

Dekan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Alim Roswantoro mengungkapkan, pemberian gelar Dr HC berdasarkan surat keputusan Rektor UIN Sunan Kalijaga nomor 239/2019.

"Gelar diberikan kepada Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid sebagai penerima gelar doktor kehormatan atau doktor honoris causa," ungkapnya.

Baca Juga:Bantah Jual Partai Hanura Rp 200 M, Wiranto: Gak Ada Sepeser Uang dari OSO

Sementara, Sinta, dalam pidato ilmiahnya, mengungkapkan pengalamannya membangun Yayasan Puan Amal Hayati. Yayasan ini didirikannya untuk membantu kaum difabel dan marjinal bersama dengan masyarakat lintas iman lainnya dan aktivis yang peduli pada nasib perempuan

"Yayasan ini telah kami jalankan selama sembilan belas tahun sejak tahun 2000 sampai sekarang," ujarnya.

Sinta menyebutkan, yayasan itu tidak hanya dibesarkan oleh umat Islam, melainkan juga agama-agama lain. Berbagai kegiatan yayasan tersebut pun tidak hanya dilaksanakan di masjid, tetapi juga di halaman klenteng, halaman gereja, kolong jembatan, tengah pasar, dan lain sebagainya.

Putri Gus Dur, Alissa Wahid, menambahkan, melalui yayasan yang dibangun ibunya tercinta tersebut, keluarga mereka ingin membantu masyarakat marjinal dan difabel.

"Ibu ingin memberikan suara bagi yang tidak berdaya dan mengangkat suara mereka. Ibu menyatakan perjuangan akan ada hasilnya," imbuhnya.

Baca Juga:Menilik Perkembangan Sektor Pariwisata Bali terhadap Tingkat Pengangguran

Kontributor : Putu Ayu Palupi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini