Waspada Banjir dan Longsor! DIY Berpotensi Hujan Lebat hingga Pekan Depan

Hampir seluruh wilayah di DIY berpotensi mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Kamis, 02 Januari 2020 | 13:38 WIB
Waspada Banjir dan Longsor! DIY Berpotensi Hujan Lebat hingga Pekan Depan
[Ilustrasi] Dampak angin kencang di DIY, Minggu (8/12/2019) - (dok BNPB/BPBD DIY)

SuaraJogja.id - Warga yang tinggal di wilayah DIY diimbau untuk siap siaga jika terjadi banjir dan longsor lantaran sejak 1 hingga 7 Januari DIY berpotensi dilanda hujan lebat.

Imbauan ini disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Klimatologi (BMKG Staklim) Mlati Yogyakarta melalui siaran pers pada Rabu (1/1/2020).

Berdasarkan penjelasan BMKG Staklim Mlati Yogyakarta, hampir seluruh wilayah di DIY berpotensi mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang. Berikut ini rinciannya:

  1. Kulon Progo: Girimulyo, Nanggulan, Samigaluh, Kalibawang, Galur, Lendah, Panjatan, Kokap, Wates, dan Temon
  2. Sleman: Turi, Pakem, Cangkringan, Tempel, Sleman, Ngaglik, Ngemplak, Minggir, Seyegan, Godean, Mlati, Gamping, Depok, Kalasan, Berbah, dan Prambanan
  3. Kota Jogja
  4. Gunungkidul: Gedangsari, Ngawen, Nglipar, Playen, Patuk, Paliyan, Wonosari, Karangmojo, Samin, dan Ponjong

BMKG DIY mengimbau masyarakat, terutama yang tinggal di wilayah tersebut dan di daerah rawan banjir serta longsor, untuk mewaspadai potensi genangan, banjir, maupun longsor.

Baca Juga:Kunjungi Korban Banjir, Ini yang Dilakukan Menkes Terawan

Selain itu masyarakat juga diimbau untuk waspada terhadap kemungkinan hujan disertai angin kencang, yang bisa saja menumbangkan atau merobohkan pohon dan balijo.

Tak hanya itu, jika terjadi hujan disertai kilat atau petir, masyarakat dilarang menyalakan alat elektronik secara berlebihan.

Dijelaskan, cuaca ekstrem itu berakar dari aktifnya Monsun Asia, sehingga diprakirakan beberapa hari ke depan pasokan massa udara basah di wilayah Indonesia meningkat, kecepatan angin di beberapa wilayah meningkat, dan suhu permukaan laut di wilayah sekitar perairan Pulau Jawa cukup hangat, ditambah fenomena gelombang atmosfer Equatorial Rossby Wave dan Kelvin Wave. Akibatnya, udara menjadi hangat lembap serta labil.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini