Heboh Wabah Virus Corona, Kuliner Daging Codot Tetap Favorit di Daerah Ini

Meski telah mengetahui adanya wabah Virus Corona, Donny mengklaim kelelawar hasil olahan warungnya masih aman.

Chandra Iswinarno
Kamis, 06 Februari 2020 | 21:12 WIB
Heboh Wabah Virus Corona, Kuliner Daging Codot Tetap Favorit di Daerah Ini
Ilustrasi kelelawar buah. [Shutterstock]

SuaraJogja.id - Wabah Virus Corona berasal dari China yang disebut-sebut disebarkan hewan kelelawar ternyata tak membuat penikmat kuliner berbahan dasar hewan nokturnal surut.

Sejumlah pedagang penjual kelelawar di Kabupaten Bantul, bahkan mengaku belum mengetahui jika media penyebaran wabah virus tersebut dari hewan yang dikenal dengan nama codot. Lantaran itu, mereka berani mengklaim sejauh ini kelelawar-kelelawar yang mereka dagangkan masih aman atau terbebas dari Virus Corona.

Hal tersebut dikatakan pedagang kuliner berbahan kelelawar, Doni Siswanto dan Romyati. Warga Tirtonirmolo Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul ini menjual daging kelelawar yang diolah menjadi tongseng dan rica-rica. Setiap harinya mereka berjualan di selatan Pasar Niten Baru, Jalan Bantul.

Meski telah mengetahui adanya wabah Virus Corona, Donny mengklaim kelelawar hasil olahan warungnya masih aman.

Baca Juga:Studi Baru Ilmuwan China: Virus Corona Diduga Berasal dari Kelelawar

"Codot ini masih amanlah. Karena saya mengolahnya dengan matang," katanya, Kamis (6/2/2020).

Doni mengklaim codot yang siap diolahnya bukanlah sembarangan, karena jenis codot yang diolah tersebut dipilih selektif. Doni memilih codot pemakan buah-buahan di malam hari. Dia juga mengaku sangat hafal dengan jenis kelelawar yang setiap hari mengkonsumsi buah.

Lebih lanjut, ia mengklaim selama 10 tahun berdagang tidak pernah ada masalah sedikit. Bahkan semakin hari, peminat olahan codot makin banyak. Lantaran daging codot diyakini sangat baik untuk kesehatan, terutama mengobati penyakit asma.

"Sekarang masih ramai dan belum ada imbauan dari pihak manapun."

Doni mengemukakan, pasokan codot yang didagangnya berasal dari Gunung Kidul. Sebagian besar codot tersebut dipasok warga dari Kecamatan Panggang Kabupaten Gunungkidul.

Baca Juga:Kelelawar Buah di Manado dan Bogor Jadi Inang Coronavirus

Meski begitu, dia berharap jika codot tersebut berbahaya dari sisi kesehatan, pemerintah harus turun tangan memberikan informasi secara detil dan memberikan solusi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini